Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tegur Gus Yaqut, Aktivis Muda Ansor: Jangan Asyik Manuver Politik!
Aktivis muda GP Ansor Nailil Ghufron Khanif. (Foto: Dok. Istimewa)

Tegur Gus Yaqut, Aktivis Muda Ansor: Jangan Asyik Manuver Politik!



Berita Baru, Jakarta – Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang seringkali menjodohkan Capres-Cawapres menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendapat banyak sorotan. Salah Satunya dari aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU), Nailil Ghufron Khanif.

Ghufron yang juga Anggota GP Ansor menilai, pernyataan Menag Yaqut itu merupakan bagian dari manuver politik. Ia menyarankan, sebaiknya Yaqut fokus pada tupoksi kerja di Kementerian Agama (Kemenag) dan jangan terlibat terlalu jauh dalam konstelasi politik nasional.

“Ya kami sarankan Gus Menteri fokus saja pada pekerjaan di Kementerian Agama yang masih menumpuk, fokus kerja kerja kerja sebagaimana slogan pak jokowi selaku pemimpin tertinggi,” kata Ghufron dalam keterangannya, Sabtu (29/4).

“Ndak usah lah ikut ikut sibuk mencocok-cocokkan capres cawapres itu sudah ada Ranahnya sendiri. Para Pimpinan partai politik, kalau menteri semua sibuk main politik nanti tugasnya keteteran. Kasian presiden” sambung Magister Ekonomi itu.

Selain mendorong fokus di Kemenag, Ghufron juga meminta Menteri yang akrab  Gus Yaqut itu untuk segera melaksanakan Kongres GP Ansor. Ia menyebut masa bakti Gus Yaqut di Pengurus Pusat GP Ansor sebagai Ketua Umum sudah expired, lebih dari 3 tahun.

Diketahui, selain sebagai Menteri Agama (Menag), Gus Yaqut saat ini juga menjabat sebagai Ketua Umum PP GP Ansor. Ia terpilih pada Kongres GP Ansor XV di Sleman, Yogyakarta, secara aklamasi menjadi Ketua Umum GP Ansor periode 2015-2020.

Berdasar AD/ART, Kongres GP Ansor digelar setiap 5 tahun sekali. Oleh sebab itu, kepemimpinan Gus Yaqut sewajarnya telah melakukan Kongres pada tahun 2020. Namun karena pandemi Covid-19, pelaksanaan kongres ditunda, dan hingga saat ini belum dilaksanakan.

Bagi Ghufron, Ansor adalah organisasi kaderisasi, bukan organisasi politik yang bebas tergantung kemauan pimpinannya. Oleh karenanya, ia mendesak kepengurusan Gus Yaqut segera menggelar Kongres mengingat kondisi Covid-19 di Indonesia sudah masuk masa endemi.

“Gus Yaqut terpilih 2015, sekarang sudah 2023 sudah hampir 10 tahun beliau memimpin dan expired-nya sudah keterlaluan. organisasi ini adalah organisasi kaderisasi beri kesempatan pada yang lain untuk berproses, kasihan para pendiri organisasi Ansor yang telah menata sedemikian rupa jadi kacau karena nafsu politik belaka,” tegasnya.

Menurut Ghufron, masih banyak kader muda NU dan Ansor yang potensial untuk meneruskan tampuk kepemimpinan dan menahkodai Ansor. Namun semua potensi terhalangi oleh molornya pelaksanaan Kongres.

”Ya banyak sekali kader Ansor kader muda NU yang potensial meneruskan tampuk kepemimpinan dan nahkoda ansor jangan sampai potensi tersebut terlewat karena terlalu molor ini. Gus Yaqut sudah expired kepengurusannya sudah hampir 10 tahun dan enggan melaksanakan Kongres,” tuturnya.

“Nama-nama potensial seperti Addin Jauharudin, atau Aminudin Ma’ruf itu berpotensi. Kita ingin ada penyegaran organisasi, perubahan organisasi yang lebih muda dan progresif. Bukan jalan di tempat seperti sekarang” tutup Ghufron.