Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Studi: Orang yang Tidak Divaksinasi 11 Kali Lebih Mungkin Meninggal Karena COVID-19
(Foto: AFP)

Studi: Orang yang Tidak Divaksinasi 11 Kali Lebih Mungkin Meninggal Karena COVID-19



Berita Baru, New York – Temuan terbaru studi menunjukkan bahwa orang yang tidak divaksinasi 11 kali lebih mungkin meninggal karena COVID-19 daripada mereka yang divaksinasi penuh.

Studi itu dirilis oleh Studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/9), dan memperkuat bukti bahwa inokulasi terus memberikan perlindungan yang kuat, bahkan terhadap varian delta.

Studi itu juga menemukan bahwa orang yang divaksinasi hampir lima kali lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi dan 10 kali lebih kecil kemungkinannya untuk jatuh sakit sehingga mereka harus dirawat di rumah sakit.

“[CDC] melihat melihat kasus COVID-19, rawat inap, dan kematian di 13 negara bagian dan menawarkan bukti lebih lanjut tentang kekuatan vaksinasi,” Direktur CDC, Dr. Rochelle Walensky mengatakan pada konferensi pers COVID-19 Gedung Putih, Jumat (10/9).

“Seperti yang telah kami tunjukkan, studi demi studi, vaksinasi berhasil,” tegasnya.

Akan tetapi, penelitian yang menganalisis data dari 600.000 orang Amerika antara 4 April dan 17 Juli 2021 itu menunjukkan bahwa efektivitas vaksin mungkin telah turun karena dominasi varian delta.

Salah satu penjelasan tentang hal itu adalah berkurangnya kekebalan. Kedua, bahwa varian delta ‘lebih baik’ untuk menghindari sistem kekebalan. Atau bisa juga kombinasi dari kedua faktor tersebut.

Di samping itu, studi lain yang memeriksa data dari sembilan negara bagian dari Juni hingga Agustus menunjukkan bahwa vaksin Moderna mungkin menjadi vaksin yang paling efektif dari tiga jenis vaksin yang digunakan di AS.

Penelitian tersebut menemukan bahwa di semua usia, efektivitas vaksin “jauh lebih tinggi” di antara penerima vaksin Moderna — sebesar 95% — dibandingkan di antara penerima vaksin Pfizer atau Johnson & Johnson, dengan efektivitas vaksin masing-masing sebesar 80% dan 60%.

Pada gilirannya, dalam konferensi pers tersebut, pejabat Gedung Putih mengatakan hampir 75% warga AS yang memenuhi syarat, yaitu mereka yang berusia 12 tahun ke atas, telah mendapatkan telah melakukan vaksin, setidaknya vaksin yang pertama. Lalu sekitar 54 persen warganya telah divaksinasi penuh.