Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kecerdasan buatan
(Foto: WB Bulseye)

Perbedaan antara Kecerdasan Buatan dan Kecerdasan Manusia



Berita Baru, Jakarta – Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) dan kecerdasan manusia memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya tidak dapat dipertukarkan atau dianggap sama.

Meskipun terdapat perdebatan internal yang intens mengenai apa yang mendefinisikan kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan, perbedaan antara keduanya jelas.

Perbandingan antara kecerdasan buatan dan kecerdasan manusia:

artificial-intelligence
(Foto: ZD Net)

1. Pembelajaran sekali jalan (one-shot) vs. pembelajaran multi-jalan

Kecerdasan manusia:

Salah satu kemampuan yang luar biasa dari manusia adalah kemampuan untuk belajar konsep dan ide baru dari sejumlah kecil contoh, terkadang hanya dari satu contoh saja. Sebagian besar manusia bahkan mampu memahami dan mengidentifikasi pola serta menggunakannya untuk generalisasi dan ekstrapolasi.

Misalnya, setelah diberikan satu atau dua gambar macan tutul, manusia akan mampu dengan tingkat keakuratan yang tinggi menentukan apakah gambar-gambar tersebut menggambarkan seekor macan tutul. Kemampuan ini disebut pembelajaran sekali jalan.

AI:

Lebih sering daripada tidak, sistem kecerdasan buatan memerlukan contoh yang melimpah untuk mencapai tingkat pembelajaran yang sebanding. Sebuah sistem kecerdasan buatan mungkin membutuhkan jutaan, bahkan miliaran contoh seperti itu untuk belajar pada tingkat yang melebihi manusia dengan kecerdasan rata-rata.

Persyaratan ini untuk pembelajaran multi-jalan membedakan kecerdasan buatan dari kecerdasan manusia. Banyak peneliti merasa bahwa perbedaan ini menjadi dasar yang kuat untuk menyatakan bahwa manusia, secara rata-rata, adalah pembelajar yang lebih efisien daripada sistem kecerdasan buatan.

2. Imajinasi

Kecerdasan manusia:

Banyak psikolog, filsuf, dan peneliti kognitif menganggap imajinasi sebagai kemampuan dasar manusia. Mereka bahkan menegaskan bahwa imajinasi adalah elemen penting dalam mendefinisikan keberadaan manusia.

Peningkatan tempo bencana iklim, ancaman konflik internasional yang berpotensi merusak, dan tantangan lain yang mengancam telah memunculkan seruan terus-menerus untuk pemecahan masalah yang didasarkan pada imajinasi. Pemikiran tentang imajinasi manusia dan cara terbaik untuk mengembangkannya telah mengalami kebangkitan kecil.

Definisi tentang imajinasi berlimpah, tetapi sebagian besar menganggap imajinasi manusia sebagai kemampuan untuk membentuk gagasan, sensasi mental, dan konsep fenomena yang tidak hadir dan/atau tidak ada. Hal-hal yang bisa terjadi, bisa saja terjadi, atau tidak akan pernah terjadi adalah bentuk klasik dari yang dapat dibayangkan dan sering kali diciptakan dalam pikiran setiap manusia.

AI:

Sebaliknya, banyak peneliti setuju bahwa sistem kecerdasan buatan lebih mengulang daripada berimajinasi. Pengulangan dapat dimengerti sebagai mengingat informasi seperti yang disajikan. Sistem komputer dirancang dengan sangat baik untuk melakukan hal ini.

Beberapa sistem kecerdasan buatan bahkan dapat mengulang dalam bentuk sintesis. Ketika sistem-sistem ini dilatih untuk menggambar berbagai jenis mobil, mereka kemudian dapat menciptakan gabungan dari contoh-contoh dari mana mereka belajar.

Misalnya, sebuah sistem kecerdasan buatan yang dilatih menggunakan mobil-mobil ikonis dapat menghasilkan gabungan dari Ford Mustang 1968, Volkswagen Beetle 1950, dan Ferrari Portofino 2023. Meskipun sebagian kecil peneliti kecerdasan buatan menggambarkan ini sebagai imajinasi, deskripsi yang lebih akurat adalah menyebutnya sebagai pengulangan sintetik.

3. Input dan output multisensori

Kecerdasan manusia:

Salah satu kualitas yang cukup menonjol dari kecerdasan manusia adalah kemampuan untuk menerima dan dengan cepat mengintegrasikan informasi dari semua indera kita, dan menggunakan persepsi terpadu itu untuk membuat keputusan.

Pandangan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecap bergabung dengan lancar dan cepat menjadi pemahaman yang kohesif tentang di mana kita berada dan apa yang terjadi di sekitar dan dalam diri kita. Rata-rata manusia juga mampu merespons persepsi-persepsi ini dengan reaksi yang kompleks berdasarkan pada beberapa mode sensasi. Dengan cara ini, manusia rata-rata mampu menggabungkan masukan multimodal dan menciptakan keluaran multimodal.

AI:

Pada tahun 2023, sebagian besar sistem kecerdasan buatan masih belum mampu belajar secara multimodal. Sistem kecerdasan buatan terkenal, seperti ChatGPT, hanya dapat menerima masukan dalam satu bentuk saja, misalnya teks. Namun, beberapa kendaraan otonom mampu menerima masukan dari berbagai jenis sumber.

Kendaraan otonom saat ini menggunakan berbagai jenis sensor, termasuk radar, lidar, akselerometer, dan mikrofon, untuk mengumpulkan informasi penting dari lingkungan yang mereka lintasi. Kendaraan otonom menggunakan beberapa sistem kecerdasan buatan untuk memahami aliran informasi yang beragam ini, menggabungkannya, dan kemudian membuat keputusan navigasi.


Artikel ini diterjemahkan dari tulisan Michael Bennett, Northeastern University dengan judul “Artificial intelligence vs. human intelligence: How are they different?” yang dimuat di web TechTarget pada 8 Juni 2023.