Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Simon Cheng
(Gambar: @ariahychen)

Setelah Ditahan 15 Hari, Simon Cheng Dibebaskan China



Berita Baru, Internasional. – Seorang pekerja konsulat Inggris di Hong Kong, Simon Cheng telah dibebaskan oleh China setelah ditahan di perbatasan, kata polisi China di Shenzhen.

Kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan Cheng telah ditahan selama 15 hari karena melanggar undang-undang keamanan publik. Hal ini terjadi pada bulan ketiga protes anti pemerintah di Hong Kong.

Polisi mengatakan Simon Cheng telah dibebaskan sesuai jadwal dan hak-hak hukumnya telah diamati, menurut sebuah posting di platform media sosial Weibo.

Simon Cheng, adalah seorang pejabat perdagangan dan investasi di bagian International Development Skotlandia di konsulat. Cheng  hilang pada 8 Agustus selama perjalanan bisnisnya, dan sekarang telah kembali ke Hong Kong.

Dalam sebuah postingan Facebook, keluarga Cheng berkata: “Simon telah kembali ke Hong Kong; terima kasih semuanya atas dukungan Anda.”

Keluarga belum mengizinkan Cheng untuk di wawancarai, karena masih dalam tahap pemulihan.

Kedutaan Besar Inggris mengatakan: “Kami menyambut pembebasan Simon Cheng dan senang bahwa ia dapat dipersatukan kembali dengan keluarganya. Kami akan terus memberikan dukungan kepada mereka.”

Demonstrasi besar di Hong Kong dipicu oleh penolakan RUU ekstradisi–yang memungkinkan Hong Kong mengirim tersangka kriminal ke Tiongkok untuk diadili– yang sekarang ditangguhkan. Tetapi gelombang demonstrasi tetap berlanjut dan belum menandakan akan surut.

Pada hari Jumat, YouTube mengumumkan telah menutup lebih dari 200 saluran yang di duga berusaha menyebar konten tentang protes yang sedang berlangsung di Hong Kong.

Facebook dan Twitter juga mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah untuk memblokir akun yang berupaya melakukan kampanye yang dicurigai mendapat dukungan dari China.

Tidak hanya itu, twitter juga mengatakan telah menghapus 936 akun yang katanya digunakan untuk menebar perselisihan politik di Hong Kong.

Sumber: BBC