SEMA FISHUM UIN Sunan Kalijaga Gelar Bincang Demokrasi, Soroti Masa Depan Demokrasi Indonesia
Berita Baru, Yogyakarta – Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (SEMA FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan diskusi bertajuk “Masa Depan Demokrasi di Indonesia: Antara Harapan dan Kekhawatiran” pada Selasa (10/9/2024). Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh dan akademisi berpengaruh di bidangnya, dengan tujuan merespons kondisi demokrasi Indonesia yang dianggap semakin mengkhawatirkan.
Haikal Muta’al Tamam Sya’bani, Ketua SEMA FISHUM, menegaskan bahwa agenda ini diadakan sebagai upaya memberikan respons terhadap situasi demokrasi di Indonesia saat ini. “Tentu kami mengadakan ini sebagai upaya untuk memberikan respon terhadap bagaimana kondisi demokrasi yang semakin hari semakin mengkhawatirkan,” ujar Haikal, dalam pernyataannya melalui siaran pers pada Rabu (11/9/2024).
Acara ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Dr. Mohammad Sodik, S.Sos., M.Si., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya meneladani semangat perjuangan Gus Dur dalam menegakkan demokrasi. “Berbicara tentang perjuangan demokrasi, kita tentu punya teladan seorang Gus Dur yang gigih memperjuangkan demokrasi. Gus Dur dulu mendirikan Forum Demokrasi (FORDem) sebagai wadah perjuangan menegakkan demokrasi,” kata Pak Sodik.
Bincang Demokrasi ini menghadirkan beberapa pembicara ahli, termasuk Aulia Abdurrahman Sholeh dari Seknas GUSDURian, BJ Sujibto, dosen Sosiologi UIN Sunan Kalijaga, dan Fajar Wahyu Gumelar, Founder Jaringan Aktivis Demokrasi Indonesia (JAKDI). Diskusi dimoderatori oleh Serunai Merdu Kalimatullah, mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga.
Ketua pelaksana acara, Umar Ma’ruf, menjelaskan bahwa diskusi ini bertujuan memfasilitasi mahasiswa untuk mendalami isu-isu seputar demokrasi. “Kami menggelar acara ini untuk memfasilitasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora agar dapat berdiskusi melihat bagaimana masa depan demokrasi di Indonesia, di tengah kondisi demokrasi yang semakin mengkhawatirkan,” ujar Umar.
Selama sesi pemaparan materi, terlihat antusiasme peserta, yang mayoritas merupakan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, dalam menyimak presentasi dari para pembicara. Sesi tanya jawab juga berjalan interaktif, dengan berbagai pertanyaan kritis mengenai kondisi demokrasi di Indonesia.