Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Polusi
Polusi udara sungguh berpengaruh, terutama yang berasal dari polusi bahan bakar kendaraan yang dimana bertanggung jawab terhadap 1 dari 5 kematian di Dunia, Sumber : Dailymail.co.uk

Sejumlah Provinsi Terkena Dampak Serius Polusi Udara



Berita Baru, Jakarta – Hasil studi dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) mengungkapkan bahwa sejumlah provinsi di Indonesia terkena dampak serius dari polusi udara yang dapat menyebabkan dampak mematikan. Studi ini mengungkap fakta mengerikan tentang dampak kesehatan dan ekonomi yang dihasilkan dari pencemaran udara.

Menurut studi yang dilakukan oleh CREA pada tahun 2020, pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batubara (PLTU Batubara) dalam radius 100 km dari Jakarta bertanggung jawab atas sekitar 2.500 kematian dini di wilayah Jabodetabek. Selain itu, pencemaran udara lintas batas ini juga menyebabkan dampak negatif lainnya seperti kasus asma baru, peningkatan jumlah cuti sakit, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Tidak hanya berdampak pada kesehatan, polusi udara juga berdampak pada sektor ekonomi. Menurut studi CREA, kerugian ekonomi yang disebabkan oleh polusi udara mencapai Rp5,1 triliun per tahun.

Studi terbaru CREA bersama Institute for Essential Services Reform (IESR) menghitung kematian tahunan akibat polusi udara dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Pemodelan yang dilakukan dalam studi ini mengungkap bahwa emisi polutan udara dari PLTU batu bara di Indonesia pada tahun 2022 bertanggung jawab atas 10.500 kematian akibat polusi udara dan biaya kesehatan mencapai Rp109,9 triliun.

Hasil studi tersebut juga mengungkapkan provinsi Jawa Barat menjadi provinsi yang paling terkena dampak dari polusi udara dengan lebih dari 4.000 kematian per tahun. Disusul oleh Banten dengan sekitar 2.000 kematian per tahun, dan Jawa Tengah dengan sekitar 1.700 kematian per tahun. DKI Jakarta juga mengalami dampak serius dengan sekitar 1.600 kematian per tahun akibat polusi.

Menanggapi temuan ini, Presiden Joko Widodo mengakui bahwa penanganan polusi udara membutuhkan waktu dan kerja keras. Ia menyebutkan bahwa langkah-langkah seperti mengubah gaya hidup menuju transportasi massal, penanaman pohon, modifikasi cuaca, dan kebijakan work from home (WFH) telah diambil untuk mengatasi masalah ini.

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan, menambahkan bahwa pemerintah tengah meniru langkah China dalam menangani polusi udara yang efektif dalam waktu singkat. Budi mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengatasi masalah ini secara saintifik melalui Satgas Penanganan Polusi Udara Jabodetabek di bawah komando Luhut Binsar Panjaitan.

Meskipun langkah-langkah telah diambil, dampak serius polusi udara di Indonesia tetap menjadi perhatian dan tuntutan penanganan serius.