Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Satelit Iran
(Foto: Reuters)

Satelit Noor Wujud Keseimbangan Kekuasaan yang Menguntungkan Iran



Berita Baru, Internasional – Pada tanggal 22 April 2020, Iran meluncurkan satelit militer pertama ke orbit. Satelit yang dinamai Noor (cahaya) itu mengorbit di ketinggian 425 kilometer dari permukaan bumi. Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran tidak menjelaskan detail teknologi yang digunakan dalam satelit itu.

Menanggapi peluncuran itu, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjend Mohammad Hossein Baqeri mengatakan bahwa peluncuran itu merupakan kekalahan besar bagi musuh-musuh Iran dalam hal intelijen, termasuk Amerika Serikat (AS).

Mengutip koran harian Iran Tasnim pada hari Sabtu (9/5), pernyataan Mayjend Hossein Baqeri itu disampaikan pada saat ia melakukan pertemuan militer di Teheran.

Mayjend Hossein Baqeri menggembar-gemborkan keberhasilan Iran meluncurkan satelit itu sebagai sesuatu yang mungkin diikuti oleh perubahan keseimbangan kekuasaan yang menguntungkan Iran.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa peluncuran satelit militer itu merupakan contoh perencanaan cerdas yang luar biasa.

Satelit Noor Wujud Keseimbangan Kekuasaan yang Menguntungkan Iran
Satelit militer pertama bernama Noor diluncurkan ke orbit oleh Korps Pengawal Revolusi Iran, di Semnan, Iran 22 April 2020.

Menanggapi peluncuran satelit militer itu, sehari setelah peluncuran, yakni pada tanggal 23 April, Sekretaris Negara AS Mike Pompeo menyatakan bahwa Iran harus dimintai pertanggung jawaban atas tindakan tersebut.

Karena peluncuran itu, Mike Pompeo menuduh Iran telah melanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB.

Mengutip Sputnik, Resolusi 2231 itu tidak melarang Iran untuk meluncurkan satelit. Resolusi 2231 hanya melarang Iran untuk tidak melakukan pengujian dan peluncuran segala jenis rudal balistik, termasuk yang digunakan dalam program luar angkasa.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menanggapi pernyataan Mike Pompeo mengatakan bahwa peluncuran satelit militer Noor tidak melanggar Resolusi 2231. Pengajuan banding yang dilakukan oleh AS dengan mengutip Resolusi 2231 tidaklah relevan.

Dalam cuitannya di Twitter tanggal 5 Mei, ia mengatakan bahwa Mike Pompeo tidak membaca Resolusi 2231.

Di samping itu, Javad Zarif juga mengatakan bahwa Resolusi 2231 dan Kesepakatan Nukli tidak dapat dipisahkan. Ketika AS melanggar kesepakatan itu, maka AS bukan lagi peserta.

Namun pada hari Minggu (3/5), dengan mendasarkan pada Resolusi 2231, Mike Pompeo mengatakan bahwa ia akan terus berusaha untuk memperpanjang embargo senjata Iran atau menerapkan kembali sanksi PBB kepada Iran dengan lebih keras.

Sebelum peluncuran satelit Noor ini, pada tanggal 9 Februari Iran mencoba untuk meluncurkan satelit Zafar yang dirancang untuk mengumpulkan data tentang gempa bumi dan bencana alam lainnya. Namun peluncuran itu gagal.

Menanggapi peluncuran satelit Zafar ini pun AS menuduh Negara Islam Syiah itu akan menggunakan satelit Zafar sebagai rudal militer dan merupakan bagian dari program rudal.

Namun Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami menolak keras tuduhan AS tersebut.


SumberSputnik News