Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Inger Andersen, Direktur Eksekutif Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berbicara dalam sesi wawancara dengan Xinhua pada bagian kedua pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (COP15) di Montreal, Kanada. (Xinhua/Lian Yi)
Inger Andersen, Direktur Eksekutif Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berbicara dalam sesi wawancara dengan Xinhua pada bagian kedua pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (COP15) di Montreal, Kanada. (Xinhua/Lian Yi)

Sangat Fenomenal, PBB Puji Dukungan China Dalam Menjaga Keanekaragaman Hayati Dunia



Berita Baru, Montreal – Dukungan China dalam menjaga keanekaragaman hayati dunia patut diacungi jempol.

Menurut Direktur Eksekutif Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), sebagai pemegang presidensi COP15, China menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa dalam upaya perlindungan keanekaragaman hayati global.

COP15 mengacu pada pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak (Conference of the Parties/COP) Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati.

Pertemuan itu dianggap sebagai pertemuan penting, dengan para delegasi yang diharapkan untuk mengadopsi kesepakatan keanekaragaman hayati global demi mencegah hilangnya keanekaragaman hayati.

“China sangatlah fenomenal,” kata Andersen kepada Xinhua dalam sesi wawancara, dikutip dari Xinhua News.

China menjadi tuan rumah bagian pertama pertemuan COP15 di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya, dengan pengadopsian deklarasi Kunming, yang merupakan “dorongan signifikan” dalam pembicaraan terkait keanekaragaman hayati.

Setelah memimpin serangkaian pertemuan mengenai Konvensi PBB untuk Memerangi Penggurunan dan Konvensi Ramsar tentang Lahan Basah, “China benar-benar menunjukkan kepemimpinannya di level internasional,” tambahnya.

“Saya akan berterima kasih kepada China atas kepemimpinannya. Saya pikir itu telah menjadi sesuatu yang cukup luar biasa di masa-masa yang kompleks ini,” katanya. “Dan kita melihat betapa kokohnya China dalam hal ini.”

Di wilayahnya sendiri, China bekerja dengan cukup baik di bawah panji peradaban ekologis, kata Andersen, seraya memuji kebijakan garis merah dan upaya konservasi alam China, termasuk membawa panda kembali dari kepunahan.

Dia menambahkan bahwa China juga bekerja dengan giat untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi pencemaran udara.

Dalam proses negosiasi, banyak suara telah didengarkan, termasuk suara dari sektor swasta, sektor ilmiah, sektor pendanaan, pemuda, penduduk asli, dan kelompok perempuan.

“Saya pikir mendengarkan semua suara ini secara bersamaan sangatlah berarti,” katanya. “Ini COP yang berbeda. Ini momen transformasi dengan pendekatan sosial yang lebih luas.”

Berkenaan dengan seruan negara-negara berkembang untuk meningkatkan pendanaan dan dukungan teknis, Andersen mengatakan telah diketahui secara luas bahwa negara-negara berkembang akan butuh bantuan guna melindungi keanekaragaman hayati mereka.

“PBB perlu memastikan bahwa dana itu benar-benar dikirimkan dan disalurkan kepada pihak-pihak yang paling membutuhkan,” imbuh Andersen.