Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa Distrik Perumahan Terasering Tepi Sungai Pothong dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 3 April 2022. Foto: KCNA.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa Distrik Perumahan Terasering Tepi Sungai Pothong dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 3 April 2022. Foto: KCNA.

Dewan Keamanan PBB akan Gelar Pertemuan Khusus Bahas Korea Utara



Berita Baru, Washington – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan menggelar pertemuan khusus membahas masalah Korea Utara, setelah Negeri Para Pertapa itu meluncurkan rudal kembali beberapa hari yang lalu.

Dilansir dari Reuters, dengan mengutip para pejabat berwenang, pertemuan khusus itu rencananya akan digelar pada Rabu (11/5).

Badan beranggotakan 15 negara itu telah didorong Amerika Serikat untuk memberikan sanksi terhadap Korea Utara karena intensitas peluncuran rudal yang meningkat, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM).

Pada Sabtu (7/5) lalu, Korea Utara juga dilaporkan oleh Korea Selatan dan Jepang telah menembakkan rudal balistik dari kapal selam, meskipun hal tersebut dilarang oleh DK PBB.

Amerika Serikat juga telah menilai bahwa Korea Utara bisa siap untuk melakukan uji coba nuklir pada awal bulan ini.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan Amerika Serikat ingin DK PBB memberikan suara pada bulan Mei untuk memberikan sanksi lebih lanjut kepada Korea Utara.

Namun, negara-negara yang memiliki hak veto, China dan Rusia telah mengisyaratkan bahwa mereka menentang tindakan lebih lanjut.

Korea Utara telah dikenai sanksi PBB sejak 2006, yang terus ditingkatkan Dewan Keamanan PBB selama bertahun-tahun dalam upaya untuk memotong dana untuk senjata nuklir dan program rudal balistik Pyongyang.

Tetapi Korea Utara berhasil bekerja untuk menghindari beberapa sanksi PBB, menurut pemantau sanksi independen PBB, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bulan lalu berjanji untuk mempercepat pengembangan persenjataan nuklir negaranya.