Rusia dan China Kembali Gunakan Hak Veto Terkait Jalur Bantuan Suriah
Berita Baru, Internasional – Rusia dan China gunakan hak veto upaya terakhir dari anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk memperpanjang persetujuan agar bantuan kemanusiaan dikirimkan melalui dua jalur dari Turki ke Suriah selama enam bulan.
Dari lima belas anggota, 13 anggota lainnya memberikan suara setuju untuk resolusi itu yang dikenal dengan rancangan Jerman-Belgia. Pengambilan suara ini merupakan yang terakhir mengingat persetujuan sebelumnya berakhir pada hari itu juga, Jumat (10/7).
Jika persetujuan itu disetujui oleh semua anggota, maka akan memungkinkan otoritas PBB bisa mendistribusikan bantuan kepada warga Suriah yang terlantar melalui jalur-jalur itu tanpa perlu meminta izin dari pemerintah Suriah.
Jubir Sekjend PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa jutaan warga sipil Suriah di barat laut yang sebagian besar dikuasai pemberontak bergantung pada bantuan kemanusiaan yang dikirim dari Turki. Ia menggambarkan dua jalur yang direncanakan itu sebagai ‘jalur kehidupan’.
Namun China dan Rusia bersikeras untuk hanya menggunakan satu jalur. Alasannya, daerah-daerah yang akan menjadi lokasi pengiriman bantuan itu hanya dapat dicapai jika bantuan datang dari dalam wilayah Suriah sendiri.
Karena itu, veto ini hanya akan menyetujui satu penyeberangan dari Turki untuk akses bantuan selama enam bulan. Selama pandemi virus corona, DK PBB telah beroperasi secara virtual, yang berarti para anggota memiliki 24 jam untuk memberikan suara pada rancangan resolusi.
DK PBB pertama kali mengizinkan operasi bantuan lintas perbatasan ke Suriah pada tahun 2014, termasuk melalui akses dari Yordania dan Irak. Namun, pada Januari 2020 akses melalui jalur itu dihentikan karena ditentang oleh Rusia dan China.
Mengutip Aljazeera, pemungutan suara ini merupakan pemungutan suara ketiga yang gagal dilakukan oleh DK PBB. Dan selama minggu ini, Rusia dan China telah gunakan hak veto dua kali.
Sebelumnya, Selasa (7/7), Rusia dan China juga memveto usulan untuk memperpanjang pengiriman bantuan melalui dua jalur di perbatasan Turki selama setahun. Dua jalur perbatasan yang dimaksud adalah Bab al-Salam yang mengarah ke wilayah Aleppo dan Bab al-Hawa yang mengarah ke Idlib.
Namun, 24 jam setelahnya, Rabu (8/7), Rusia gagal menangkan dukungan yang cukup untuk menyarankan satu jalur saja.
Kamis (9/7), Jerman dan Belgia lalu mempresentasikan rancangan barunya untuk disetujui di DK PBB hari Jumat, yang kemudian juga gagal. Kegagalan persetujuan ini kemudian membuat tidak akan ada bantuan yang melintasi perbatasan untuk sementara waktu.
Direktur PBB Louis Charbonneau mengomentari pemungutan suara terakhir DK PBB dengan sinis.
“Rusia dan China kembali secara sinis memveto pembaruan mandat bantuan lintas batas PBB Suriah, kali ini beberapa jam sebelum berakhir. Mereka mempolitisasi bantuan kemanusiaan seperti mereka menuduh orang lain melakukan di tempat lain. Jutaan warga Suriah bergantung pada bantuan. Ini bisa menjadi hukuman mati virtual bagi banyak orang,” cuit Charbonneaut di akun resmi Twitter-nya.
Namun, Rusia dan China tetap bersikeras berpendapat bahwa otorisasi PBB akan melanggar kedaulatan Suriah, dan bantuan tetap bisa dilakukan dengan atau melalui otoritas Suriah.