Reaksi Akademisi Terhadap Launching Polling Kandidat Pilkada Cilacap
Berita Baru, Cilacap – Akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap, Imam Muhlis mersepon baik polling Pilkada di Kabupaten Cilacap yang diinisiasi Yayasan Jaringan Informasi Publik Cilacap (JIPC) dan dirilis di laman situs berita online cilacap.terkini.id.
Menurutnya, polling atau jejak pendapat merupakan hal yang lumrah terutama saat menjelang pemilihan kepala daerah, apalagi di negara demokrasi dengan tujuan menjaring sosok pemimpin yang ideal menurut publik.
“Di negara demokrasi yang telah maju, sudah biasa hadir yang namanya polling atau lembaga survei, misalnya di AS, seperti Harris Poll atau lambaga yang lain,” ujar Imam Muhlis, Selasa (21/7).
Alumni Magister Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan, justru polling dan survei sangat dibutuhkan di sebuah negara demokrasi, selain untuk menjaring calon pemimpin juga dalam rangka pendidikan politik kepada masyarakat umum.
Imam Muhlis menjelaskan bahwa secara metodologis, polling dan survei itu memang sangat berbeda. Polling merupakan proses di mana pendapat kelompok tertentu mengenai suatu topik tertentu atau seseorang dipertanyakan dan penilaian mereka dihitung untuk mencapai kesimpulan.
Sedangkan survei lebih rinci, pertanyaannya lebih sistematis dan diajukan kepada masyarakat umum. Dalam survei, serangkaian pertanyaan tipe objektif ditanyakan kepada responden dengan tujuan analisis statistik.
“Tetapi acapkali hasil polling itu mendapat porsi lebih besar bagi partai politik yang akan menjadi pengusung, dan berpotensi mengangkat branding serta pencitraan bagi pasangan calon di mata pemilih,” pungkasnya.
Sebelumnya, Yayasan JIPC besutan Suyanto meluncurkan polling kandidat Calon Bupati Cilacap dan telah ditampilkan sejak beberapa hari yang lalu di situs berita online cilacap.terkini.id. Setidaknya ada 19 tokoh yang ditawarkan dalam polling daring tersebut.
Hingga saat ini, sudah ada sekitar 75.587 voters yang berpartisipasi. Nama Syamsul Aulia Rahman menempati peringkat pertama dengan total 30,36 persen voters, disusul oleh Sindy Syakir yang mendapat 29,38 persen voters dan Imam Tabroni diperingkat tiga yaitu 19,64 persen voters, sedangkan tokoh yang lainnya dibawah 10 persen.