Ramadan ke-13: antara #TanggaRuhani al-Qasd dan al-‘Azam
Berita Baru, Ramadan – Tidak terasa, utas sufi Oman Fathurahman sudah sampai pada bagian selanjutnya, yaitu Manzilah al-Ushul—setelah 10 #TanggaRuhani sebelumnya di Manzilah al-Akhlak. Bagian ini memuat 10 #TanggaRuhani seputar hal-hal pokok yang dimulai dari urutan ke-41.
Adalah al-Qasd (tekad)yang mengawali Manzilah al-Ushul tersebut. Oman memahami istilah ini sebagai kesengajaan untuk patuh taat Tuhan dan legowo dalam menjalani segala yang sudah digariskan.
Saat kita keluar dari rumah dan bertekad karena-Nya (al-Qasd) untuk menjalankan apa yang sudah ditugaskan kepada kita, maka kita akan dihindarkan dari cobaan keraguan.
Dengan cara yang sama pun, andaikan seseorang gugur di tengah perjalanannya—seperti yang baru-baru ini menimpa segenap kru KRI Nanggala—tentu ia akan mendapatkan ganjaran tak terhingga dari-Nya.
“Dengan ungkapan lain, agar tekad kita ini berkah, maka kita membutuhkan kesengajaan yang ditujukan pada Tuhan,” kata Oman melalui pernyataan tertulis pada Minggu (25/4).
Adapun #TanggaRuhani kedua dari Manzilah al-Ushul, urutan ke-42, adalah al-‘Azam (berketetapan). Al-Azam, lanjut Oman, merupakan tindak lanjut dari al-Qasd, yakni upaya untuk membulatkan tekad yang sudah dibangun di tahap al-Qasd.
Setiap dari kita membutuhkan al-‘Azam dalam menjalankan suatu tekad agar terhindar dari penyimpangan. Al-‘Azam membangun stabilitas mental, sehingga ketika kita berhadapan dengan godaan apa pun, persimpangan, hal-hal baru yang lebih menarik, dan semacamnya, kita masih bisa bertahan di garis awal.
“Sebab, kita ini tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Jadi, proses pemantapan seperti al-‘Azam mutlak dibutuhkan,” jelas Oman.