Putin Salahkan Uni Eropa Atas Krisis Energi
Berita Baru, Moscow – Presiden Rusia Vladimir Putin salahkan Uni Eropa atas krisis energi gas di pasar Eropa karena lebih mengedepankan kontrak jangka pendek dibanding jangka panjang.
“Secara umum, perdagangan gas di bursa … tidak terlalu efektif, karena mengandung banyak risiko, karena gas bukan jam tangan, pakaian dalam atau dasi, bukan mobil, dan bahkan minyak, yang dapat dibuat dan kemudian disimpan di mana saja, termasuk di kapal tanker untuk mengantisipasi situasi tertentu di pasar. Gas tidak diperdagangkan dengan cara ini, tidak dapat disimpan dengan cara ini,” tegas Putin, berbicara pada pertemuan pemerintah tentang masalah energi, Rabu (6/10).
Ungkapan itu menunjukkan bahwa menghalangi kerja sama jangka panjang dengan pemasok dan ketergantungan pada pertukaran gas telah terbukti sebagai ‘kesalahan yang jelas.’
Begitu pula dengan liquefied natural gas (LNG) yang butuh proses panjang, mengingat pasokan perlu dibuat, dikemas, dimuat ke kapal tanker, dikirim, dan didekompresi.
Harga gas alam di Eropa telah meningkat tajam, dengan kontrak berjangka mendekati $2.000 per 1.000 meter kubik pada perdagangan Rabu sebelum turun.
Beberapa pihak mengatakan kelangkaan gas di Eropa itu disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari cuaca dingin hingga persaingan pasokan dengan Asia, serta upaya beralih ke sumber energi alternatif ‘hijau’.
Sementara, Putin mengatakan bahwa musim dingin yang luar biasa pada 2020-2021 adalah salah satu faktor material yang bertanggung jawab atas terkurasnya cadangan gas Eropa.
“Sudah diketahui bahwa pasar energi global tidak mentolerir keributan dan kegagalan. Rencana investasi di bidang ini bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, tindakan keras dan gegabah dapat menyebabkan (dan dilihat dari situasi pasar saat ini telah menyebabkan) ketidakseimbangan serius seperti yang sekarang terlihat di pasar energi Eropa, di mana beberapa faktor yang tidak menguntungkan telah berkembang secara bersamaan tahun ini,” kata Putin, dikutip dari Sputnik.
Putin juga mengatakan, ketergantungan yang berlebihan pada energi hijau, seperti tenaga angin, juga terbukti bermasalah lantaran menunjuk pada ketergantungan sumber energi pada faktor alam.
“Perlu untuk menunjukkan bahwa keseimbangan energi Eropa telah berubah secara signifikan selama dekade terakhir. Banyak negara di kawasan itu telah menolak tenaga batu bara dan nuklir demi tenaga angin, yang bergantung pada cuaca,” ungkapnya.
Karena itu, Putin mengatakan bahwa Rusia selalu dan terus menjadi pemasok gas yang andal bagi konsumen di seluruh dunia, baik di Asia maupun Eropa.
“Rusia selalu memenuhi semua kewajibannya secara penuh dan saya ingin menekankan kata ‘semua’,” tegasnya.
Selain itu, Putin juga menyarankan bahwa meningkatnya permintaan energi global adalah tanda pemulihan bertahap planet bumi dari krisis ekonomi terkait virus corona tahun lalu.
Ia juga mengatakan bahwa raksasa energi Rusia Gazprom dapat mencapai rekor baru dalam pengiriman gas ke Eropa tahun ini, melampaui rekor yang ditetapkan sebelumnya pada tahun 2018.
Menurut Putin, Rusia Gazprom telah mengirimkan 15 persen lebih banyak bahan bakar biru ke wilayah tersebut dalam sembilan bulan pertama tahun 2021 daripada selama periode yang sama tahun lalu.
Putin menunjukkan bahwa jejak emisi gas rumah kaca dari pengiriman gas Rusia ke Eropa menggunakan pipa yang baru dibangun telah berkurang 5,6 kali dibandingkan dengan infrastruktur yang lebih tua, dan memungkinkan pasokan dipompa melalui tekanan yang lebih tinggi. Putin tidak merinci saluran pipa mana yang dia maksud.