PSW Undar Gelar Workshop Peran Mahasiswa Sebagai Agen Kesetaraan Gender
Berita Baru, Jombang – Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang menggelar workshop mahasiswa dalam peranan gender di ruang lingkup organisasi mahasiswa pada Senin (5/4/2021) di Aula Undar Jombang.
Koordinator Bidang Pendidikan PSW Undar Jombang, Siti Arifah mengatakan, bahwa gender bukan hanya membahas tentang perempuan, namun juga membahas laki-laki didalamnya.
“Tentunya dalam rangka mempersiapkan diri menuju kehidupan yang demokratis, yang di dalamnya antara lain ditandai oleh nilai-nilai kehidupan yang egalitarian,” ucapnya.
Ia menambahkan, egalitarian yang dimaksud ialah kecenderungan berpikir bahwa seseorang harus diperlakukan sama pada dimensi seperti agama, politik, ekonomi, sosial atau budaya.
Untuk mencapai hal tersebut, salah satu kuncinya adalah peran mahasiswa sangat penting sebagai agen sosialisasi gender.
“Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperolehnya dari perkuliahan di Perguruan Tinggi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjut Arifah wadah paling nyata ialah organisasi mahasiswa atau BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang merupakan salah satu organisasi yang memberikan ruang terbuka untuk membuka panggung diskusi.
“Tujuannya adalah untuk membangun persepsi terhadap kesetaraan gender di kalangan mahasiswa, kemudian membangun kesadaran mahasiswa pada berbagai isu gender. Juga bisa di tindaklanjuti di tingkatan organisasi mahasiswa seperti BEM akan pentingnya pendidikan gender,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Undar Jombang, H. Amir Maliki Abitolkhah mengatakan, ketika diskusi gender memasuki ranah agama yang menyangkut keyakinan, institusi agama, dan tradisi keagamaan, akan memicu banyak kontroversi, pro-kontra dalam menyikapi konsep ini melahirkan pemahaman yang beragam.
Sebab itu, peran mahasiswa dan organisasi mahasiswa sangat diharapkan, denga kajian setiap waktu. “Maka penting sekali sebagai mahasiswa, khususnya Undar, harus sering melakukan kajian, diskusi, menulis tentang gender dan agama,” bebernya.
Nadia Novianti, salah satu peserta Workshop kali ini, juga memberikan pendapatnya. Baginya, penting untuk mahasiswa menjadi tahu apa makna kesetaraan antara laki-laki dan perempuan (gender).
“Mengapa muncul ketimpangan antara laki-laki dan perempuan, Aspek-aspek apa sajakah yang menjadi kajian gender, Bagaimana menyikapi isu kesetaraan antara laki-laki dan perempuan,” imbuhnya.
Sehingga, diharapkan melalui pembahasan mengenai kajian kesetaraan gender kali ini, tidak ada lagi yang mempermasalahkan gender ini sebagai sesuatu yang dianggap sebagai masalah perempuan menghadapi laki-laki. Melainkan, dianggap bagian dari permasalahan masyarakat bersama.