Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Profesor Hong Kong Kembangkan Pendidikan Robot untuk Anak Autis
Pendidikan Robot Bantu Tingkatkan Keterampilan Sosial/Doc. Reuters

Profesor Hong Kong Kembangkan Pendidikan Robot untuk Anak Autis



Berita Baru, Inovasi – Seorang profesor Hong Kong telah mengembangkan program pendidikan menggunakan robot untuk membantu anak-anak penyandang autisme meningkatkan keterampilan sosial mereka.

Dilansir dari USN, program yang dinamakan Robot for Autism Behavioral Intervention (RABI) tersebut dirancang untuk anak-anak penyandang autisme dengan usia 3 dan 18, dan bertujuan untuk membantu mereka menjadi lebih lebih memiliki keterampilan sosial dan untuk menyelesaikan masalah seperti konflik dan intimidasi.

Catherine So, profesor psikologi pendidikan di Chinese University of Hong Kong, dalam sebuah keterangannya mengatakan bahwa lebih dari 1.200 anak telah menggunakan program tersebut sejak diluncurkan tahun 2015.

“Penderita autisme memiliki motivasi rendah untuk berinteraksi dengan orang lain, dan hipersensitivitas terhadap dunia sekitar,” kata So, dikutip Berita Baru, Kamis (22/4/21),

“Jadi kami menggunakan robot sosial untuk mengajari mereka keterampilan sosial guna mengurangi kecemasan mereka.”

Ia menjelaskan bahwa program pendidikan menggunakan robot tersebut melibatkan anak-anak dengan permainan peran dan interaksi verbal. Hal ini melibatkan dua robot kecil yang memerankan skenario sosial di atas meja, membantu anak-anak melihat perbedaan antara perilaku yang pantas dan tidak dapat diterima seperti mengamuk atau berteriak.

Muse Wong, salah satu orang tua dari anak penyandang autisme mengatakan putrinya yang berusia 5 tahun telah mengikuti program tersebut selama tujuh bulan dan keterampilan sosial serta komunikasinya telah meningkat pesat.

“Dia mulai memiliki kehidupan sosial tertentu”, kata Wong.

Setelah berinteraksi dengan robot, anak-anak juga didorong untuk menjajal keterampilan sosial dengan tutor manusia.

Hingga saat ini lebih dari 20 kelompok nirlaba yang dibiayai oleh pemerintah dan sekolah umum di Hong Kong dan Makau telah mengadopsi program tersebut. Program ini diharapkan akan membantu melawan pengucilan.