Perusahan Telokomunikasi Brasil Tolak Bahas Peluncuran 5G dengan Pejabat AS
Berita Baru, Jakarta – Tindakan keras Washington terhadap Huawei telah dilakukan sejak Mei 2019, ketika Departemen Perdagangan AS memasukkan raksasa teknologi China itu ke dalam daftar hitam. AS menuduh Huawei bekerja sama dengan dinas intelijen China. Beijing dan Huawei pun menolak tegas tuduhan tersebut.
Meski begitu, nampaknya AS belum surut untuk memangkas pasar Huawei di seluruh dunia. Baru-baru ini beberapa perusahaan telekomunikasi terkemuka Brasil telah menolak undangan Kedutaan Besar Amerika untuk bertemu dengan seorang pejabat AS.
Dikutip dari Reuters, perusahan telekomunikasi Barasil diajak untuk mengecualikan Huawei dari pasar jaringan 5G negara Amerika Selatan.
Mengutip Sputnik, Minggu (08/11), klaim itu menyusul laporan surat kabar Brasil Folha de S Paulo tentang undangan Duta Besar AS Todd Chapman untuk perusahaan Telefonica Brazil SA, Grupo Oi SA, TIM Participacoes SA, dan Claro untuk bertemu dengan Keith Krach, Wakil Menteri Ekonomi AS, di Sao Paulo pada hari Senin (09/11) besok.
Folha de S Paulo menambahkan bahwa perusahaan, yang masing-masing menguasai antara 19% dan 29% dari pasar nirkabel Brasil, saat ini menggunakan peralatan Huawei. Mereka juga bersiap untuk lelang konsesi spektrum yang dijadwalkan tahun depan.
Menurut harian itu, perusahaan telah berulang kali menyatakan ketidakpuasannya dengan perang salib Washington terhadap Huawei .
Baik perusahaan maupun Kedutaan Besar AS belum mengomentari pernyataan sumber tersebut.
Namun bulan lalu, Krach mengecam Huawei, menuduh raksasa teknologi China itu memberi Beijing “kapasitas untuk mengganggu atau mempersenjatai aplikasi penting dalam infrastruktur atau memberikan kemajuan teknologi kepada pasukan militer China”.
Tuduhan tersebut didahului klaim Krach pada bulan Agustus, bahwa Brasil “berhak mendapatkan akses ke teknologi 5G yang terbuka, inovatif, dan tepercaya” karena Huawei seolah-olah “meningkatkan lobi dan kampanye medianya yang sudah agresif, termasuk di Brasil”.
Tindakan Keras AS terhadap Huawei
Dalam perkembangan terpisah pada bulan Agustus, Kementerian Luar Negeri China mengecam sanksi AS baru-baru ini terhadap Huawei. Beijing mendesak Washington untuk berhenti mendiskreditkan perusahaan China.
Kritik itu muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan bahwa Washington memberlakukan pembatasan terhadap tiga lusin afiliasi Huawei di 21 negara.
Langkah tersebut merupakan bagian dari tindakan keras Gedung Putih terhadap perusahaan yang dimulai pada Mei 2019. Ketika pemerintahan Trump memblokir kontraktor pemerintah untuk menggunakan peralatan Huawei dan melarang perusahaan tersebut membeli peralatan buatan AS, termasuk chip.
Washington mencurigai bahwa Huawei membantu Beijing mencuri rahasia komersial dan mengumpulkan data pribadi. Tuduhan sendiri telah disangkal oleh Huawei dan otoritas China.
AS juga mencoba mencegah negara-negara mengizinkan Huawei untuk mengambil bagian dalam membangun jaringan 5G nasional menggunakan klaim serupa, meskipun ada penolakan dari banyak negara, termasuk Jerman dan Prancis, serta beberapa penyedia telekomunikasi Kanada.