Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sepuluh truk bantuan PBB akhirnya melintasi wilayah pemerintah Suriah menuju Idlib yang dikuasai pemberontak pada Jumat, 24 Juni 2023. Foto: OCHA Suriah.
Sepuluh truk bantuan PBB akhirnya melintasi wilayah pemerintah Suriah menuju Idlib yang dikuasai pemberontak pada Jumat, 24 Juni 2023. Foto: OCHA Suriah.

Pertama Kali Sejak Februari, Truk Bantuan PBB Akhirnya Melintasi Wilayah Pemerintah Suriah Menuju Idlib yang Dikuasai Pemberontak



Berita Baru, Damaskus – Sepuluh truk bantuan PBB akhirnya melintasi wilayah pemerintah Suriah menuju Idlib yang dikuasai pemberontak, setelah beberapa kali bantuan macet dan dicegat sejak gempa bumi dahsyat yang melanda Turki dan Suriah Februari 2023 lalu.

Pengumuman itu disampaikan oleh Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan atau OCHA dalam sebuah pernyataan di Twitter pada Jumat (23/6), menambahkan pengiriman bantuan terakhir yang melintasi garis depan dalam konflik ini terjadi pada awal Januari.

OCHA PBB mengatakan di Twitter pada hari Jumat bahwa “konvoi melintasi garis, membawa pasokan kemanusiaan PBB” ke barat laut Suriah.

Setelah gempa bumi Februari yang melanda Turki dan utara Suriah, menyebabkan kerusakan luas dengan lebih dari 50.000 orang tewas, konvoi-konvoi telah dicegah masuk ke provinsi Idlib dari daerah yang dikuasai pemerintah oleh kelompok bersenjata Hayat Tahrir al-Sham, yang mendominasi wilayah tersebut.

Sekitar tiga juta orang, sebagian besar di antaranya telah mengungsi akibat perang di Suriah, tinggal di wilayah Idlib yang dikuasai oleh Hay’at Tahrir al-Sham.

Pasca gempa bumi tersebut, pengiriman bantuan ke daerah terdampak menjadi medan perjuangan politik.

Para penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad dan banyak organisasi bantuan mendorong PBB untuk mengirim lebih banyak pengiriman bantuan ke Suriah bagian utara melalui Turki.

Sementara itu, pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, mendorong agar bantuan dikirim melalui Damaskus.

Setelah gempa bumi pada tanggal 6 Februari, sebuah cabang administratif dari Hay’at Tahrir al-Sham menuduh pemerintahan al-Assad berusaha “mengambil keuntungan dari bantuan yang ditujukan untuk korban gempa bumi”.

Biasanya PBB hanya diizinkan mengirimkan bantuan melalui satu pintu perbatasan dari Turki, di Bab al-Hawa, atas desakan Rusia yang merupakan anggota tetap DK PBB.

Setelah gempa bumi tersebut, al-Assad setuju untuk membuka dua pintu perbatasan baru dari Turki, di Bab al-Salam dan al-Raee untuk sementara waktu.

Namun, dalam praktiknya, sebagian besar bantuan lintas batas tetap dikirim melalui Bab al-Hawa.

Mandat pengiriman bantuan lintas batas di Bab al-Hawa akan diperbaharui bulan depan di Dewan Keamanan.

Namun, Sam Heller, seorang anggota penelitian di Century International yang berbasis di New York, mengatakan bahwa keputusan Hay’at Tahrir al-Sham untuk mengizinkan pengiriman bantuan mungkin terkait dengan pemungutan suara bulan depan di PBB.

Ia mengatakan bahwa utusan PBB Rusia telah mengeluhkan kurangnya pengiriman lintas garis, dan memperbolehkan pengiriman saat ini mungkin dimaksudkan untuk mendorong Moskow menyetujui kelanjutan bantuan lintas batas.

“Mandat lintas batas hanya akan diperbaharui dengan persetujuan Rusia,” ujarnya.

Syria Response Coordination Group, sebuah organisasi kemanusiaan yang bekerja di barat laut Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “konvoi kemanusiaan telah menjadi tawanan ketegangan politik internasional” dan meminta organisasi internasional untuk menemukan cara untuk meningkatkan jumlah bantuan yang mencapai daerah tersebut.