Persipura Sebut Pemberhentian Liga 2 Telah Menyalahi Aturan
Berita Baru, Sepakbola – Persipura lewat Yan Mandenas selaku menanajer tim, mengamati beberapa hal terkait pemberhentian Liga 1 yang dirasa menyalahi aturan.
PSSI menggunakan alibi bahwa terdapat 20 klub Liga 2 yang menginginkan pemberhentian liga. Itu merupakan jumlah mayoritas ketimbang klub yang meminta untuk melanjutkan liga.
Tetapi, bagi Yan Mandenas, bahwa tanda tangan 20 klub itu bukan diperuntukkan untuk meminta Liga 2 dihentikan.
“(Tanda tangan) 19-20 klub itu bukan legitimasi liga dihentikan. Itu legitimasi untuk hasil Manager’s Meeting owner klub dengan PT LIB (Liga Indonesia Baru) untuk disampaikan ke PSSI. Selanjutnya Dirut PT LIB Ferry Paulus menyampaikan bahwa hasil Owner Meeting 14 Desember dengan PT LIB dan dihadiri PSSI akan disampaikan ke PSSI kemudian keputusannya bagaimana akan dikonsultasikan ke klub,” kata Yan Mandenas kepada wartawan.
“Tapi kemudian kami tak dikonsultasikan langsung, malah diputuskan sendiri. Harusnya hasil keputusan Exco itu tertutup dulu karena yang berhak menghentikan atau tidak liga itu kongres. Jadi hasil itu harusnya dikonsultasikan kembali ke klub,” ujarnya menambahkan.
Yan Mandenas juga menyebut bahwa ada pemalsuan tanda tangan di antara 20 klub yang kemudian menjadi landasan keputusan Exco PSSI untuk menghentikan kompetisi. Memang setelah keputusan Exco PSSI ini banyak bermunculan bantahan dari klub soal tanda tangan tersebut.
Anggota Komisi I DPR RI ini juga meminta PSSI untuk mengacu ke regulasi dalam mengambil keputusan. Sebagaimana dibahas di awal, seharusnya klub yang menolak melanjutkan kompetisi mendapatkan sanksi.
“Tanda tangan sebagian dipalsukan. Banyak klub yang sudah mengadu. Karena tanda tangan itu dikasih uang transport Rp 15 juta per klub. Tapi klub tak tahu itu untuk menghentikan liga. Yang kami tahu adanya adalah tanda tangan kehadiran di Manager’s Meeting,” ucap Yan Mandenas.
“Satu-dua klub saja yang ingin liga dihentikan karena bermasalah dari sisi finansial. Yang lain semua minta berlanjut karena kompetisi sudah berjalan. Harusnya saat lanjutan kompetisi mereka verifikasi ulang lagi tim dari sisi kesiapan. Sama halnya waktu kami mendaftar pertama di verifikasi. Tim mana siap maka itu lanjut. Yang tidak kembali ke sanksi-sanksi PSSI,” tuturnya.
“Sama halnya ketika Persipura di Liga 1 (2021) saat kami tak siap main melawan Madura United. Kami dikasih kalah WO (Walk-out), lalu dipotong poin dan kami turun ke Liga 2. Kami jalani sanksi karena sebagai anggota federasi harus taat kepada statuta PSSI. Jangan sampai satu-dua klub mengorbankan yang banyak ini,” katanya lagi.