Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Rusia takut pada AS
© REUTERS / Ints Kalnins

Pengamat Militer: Rusia Punya Alasan Kuat untuk Takut dengan Serangan AS



Berita Baru, Internasional – Pada Rabu (10/6), Komite Studi Republik di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) menerbitkan sebuah dokumen yang menyerukan Kongres AS untuk memojokkan dan memberi sanksi kepada Rusia. Pihak Kremlin pun mengaku menyesalkan seruan tersebut.

Beberapa orang mengatakan bahwa rencana itu hanya gertakan karena sulit untuk membayangkan bagaimana AS menyerang negara seperti Rusia. Namun, salah seorang pakar dan pengamat militer (sekaligus jurnalis) Peter Suciu mengatakan sebaliknya.

Suciu menyebut bahwa Rusia memeliki banyak alasan historis untuk takut akan invasi dari NATO, meskipun hal itu ‘terdengar gila’ bagi orang AS sendiri.

Hal itu dijelaskan Suciu dalam sebuah artikel di The National Interest, majalah urusan internasional dua bulanan Amerika konservatif yang diterbitkan oleh Pusat untuk Kepentingan Nasional AS.

Dalam artikel itu, Suciu menekankan bahwa meskipun tidak masuk akal terjadi, tapi Rusia punya alasan kuat untuk takut akan serangan dari barat.

“Walaupun gagasan NATO menyerang Rusia mungkin tampak tidak masuk akal bagi kebanyakan orang Amerika, Rusia memiliki alasan untuk takut akan invasi dari barat. Selama beberapa abad terakhir, Rusia telah berulang kali diserang oleh kekuatan seperti Polandia, Swedia, Prancis, dan Jerman,” terang Suciu.

Di samping itu, AS sendiri pernah melakukan invasi di Uni Soviet di tahun 1918 selama Perang Saudara Rusia atau Perang Sipil Rusia.

Suciu menyebut bahwa Washington juga mengambil bagian dalam apa yang bisa dilihat sebagai ‘invasi’ dalam Perang Saudara Rusia yang berlangsung dari tahun 1918 hingga 1922.

Memang, misi itu sebenarnya bertujuan untuk mencegah Jerman maju dan untuk membantu membuka kembali Front Timur setelah Perjanjian Brest-Litovsk. Namun, Suciu mencatat bahwa pada kenyataannya, waktu pasukan AS berperang melawan Rusia, yaitu perang melawan Tentara Merah (Red Army) yang baru dibentuk.

Pengamat Militer: Rusia Punya Alasan Kuat untuk Takut dengan Serangan AS
Pasukan AS dalam sebuah parade di Vladivostok, Rusia Timur, 1918. Pasukan AS melakukan intervensi di Rusia Utara dan Rusia Timur sebagai bagian dari pasukan multi-negara termasuk pasukan Inggris, Prancis, dan Jepang untuk menghancurkan republik Soviet yang masih muda antara 1918 dan 1922. © WIKIPEDIA

Dua dekade setelah Perang Saudara Rusia, Soviet berhadapan dengan Nazi Jerman. Meskipun, waktu itu Nazi Jerman juga menyerang hampir seluruh Eropa dan mengambil sumber daya material dan ekonomi dari semua negara yang sudah meraka taklukkan.

Meskipun serangan dari Nazi Jerman itu gagal, namun tetap saja Rusia mengalmi kerugian besar. Setidaknya, dampak dari serangan Nazi Jerman pada Rusia waktu PDII, 26,6 juta nyawa penduduk Soviet melayang, ratusan kota hancur berkeping-keping, ribuan desa luluh lantak, dan sekitar 30 persen dari seluruh kekayaan nasional negara itu terdampak.

Pengamat Militer: Rusia Punya Alasan Kuat untuk Takut dengan Serangan AS
Pembebasan Kiev. © SPUTNIK/GEORGE

Lalu setelah Perang Dunia II, di tahun 1990-an, AS dan Rusia kembali bersitegang terkait perjanjian Pakta Warsa.

Dilansir dari Sputnik, waktu itu, Soviet dan AS sama-sama sepakat untuk menarik pasukannya dari Jerman demi mengakhiri Perang Dingin. Namun AS melanggar janjinya dan dengan demikian Perjanjian Pakta Warsa ini bubar.

Dengan bubarnya Pakta Warsa, Suciu menyebut bahwa Rusia semakin rentan terhadap serangan.

“Setelah berakhirnya Perang Dingin dan pembubaran Uni Soviet, Rusia bisa dibilang lebih rentan, sementara banyak dari negara-negara satelit era komunis sebelumnya – termasuk Polandia, Hongaria dan Rumania, bersama dengan Republik Ceko dan Slowakia – sekarang menjadi anggota NATO,” tegas Suciu.