Penemuan Bayi Hiu Hantu Langka Membuat Para Ilmuan Gembira

Berita Baru, Inovasi – Beberapa tahun belakangan ini hiu kerap terdengar dalam lagu anak-anak di mana-mana dan membawa kegembiraan.

Kini penemuan bayi hiu justru menggembirakan bagi para ilmuwan Selandia Baru. Para ilmuwan telah menemukan bayi hiu hantu yang sangat langka selama survei yang dilakukan di lepas pantai timur Pulau Selatan negara itu.

Dilansir dari Reuters, hiu hantu juga dikenal sebagai chimaeras, sebenarnya bukan hiu tetapi memiliki kesamaan atau keterkaitan dengan hiu karena kedua kerangka mereka terdiri dari tulang rawan dan bukan tulang.

Tidak banyak yang diketahui tentang makhluk laut ini karena mereka biasanya tinggal di kedalaman hingga 6.000 kaki (1.829 meter), sebagian besar tidak dapat diakses oleh para peneliti.

“Apa yang kami ketahui cenderung berasal dari orang dewasa besar yang biasanya panjangnya satu meter, satu setengah meter, jadi menemukan satu yang benar-benar hanya duduk di telapak tangan saya sangat jarang,” Brit Finucci, seorang ilmuwan di Institut Nasional Penelitian Air dan Atmosfer Selandia Baru, sebagaimana dilansir Berita Baru, Sabtu (19/2/22).

Menurut Finucci, hiu hantu yang baru menetas ini ditangkap dari kedalaman 1,2 kilometer.

Dari foto-foto yang dipublikasikan bayi hiu hantu itu menunjukkan sirip hitam terhubung ke tubuh kulit tembus pandang dengan ekor putih tipis dan mata hitam.

“Saya pikir itu keren, orang lain di kapal tidak begitu banyak,” tawa Finucci.

“Saya langsung tahu itu hanya sesuatu yang berbeda yang biasanya tidak kita temukan, jadi saya mengambilnya dan mengambil beberapa foto yang sekarang telah tersebar di seluruh internet.”

Ia menambahkan bahwa hiu hantu remaja biasanya cenderung ditemukan pada kedalaman yang berbeda dari hiu dewasa dan dalam beberapa kasus terlihat berbeda dari hiu dewasa.

Makhluk itu, yang juga disebut ratfish, rabbitfish, elephant fish, atau spookfish, memiliki kepala besar dan mata besar dibandingkan tubuh mereka.

Embrio hiu hantu berkembang dalam kapsul telur yang diletakkan di dasar laut, memakan kuning telur sampai siap menetas.

“Penemuan yang sangat langka dan menarik” akan memberikan beberapa wawasan tentang spesies tersebut, katanya.

“Ini semacam mengisi beberapa celah kecil di sana-sini.”