Penelitian Ungkap COVID-19 Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Berita Baru, Inovasi – Sebuah penelitian mengungkapkan COVID-19 mungkin meningkatkan risiko lebih tinggi terkena diabetes hingga satu tahun setelah diagnosis.
Dilansir dari Reuters, studi tersebut dilakukan dengan menggunakan data dari Departemen Urusan Veteran AS untuk melacak lebih dari 181.000 orang dewasa dengan COVID-19 selama setahun setelah pemulihan.
Para peneliti membandingkan data pasien tersebut dengan lebih dari 8 juta orang yang tidak terinfeksi virus corona. Para peneliti menemukan bahwa di antara setiap 1.000 orang, ada 13 kasus baru diabetes di antara pasien COVID-19 setelah 12 bulan daripada di antara individu yang tidak terinfeksi.
Kelompok pasien dengan COVID-19 juga memiliki tambahan 12 orang per seribu yang mulai minum obat untuk diabetes.
“Secara keseluruhan, dua dari setiap 100 orang dengan COVID-19 mengembangkan diabetes pada tahun berikutnya,” kata Ziyad Al-Aly dari VA St. Louis Health Care System dalam sebuah keterangan dikutip Berita Baru, Minggu (27/3/22).
“Setelah memperhitungkan faktor risiko lain, termasuk seberapa sering subjek di kedua kelompok menemui dokter mereka, yang diterjemahkan menjadi risiko 40% lebih tinggi setelah COVID-19,” lapor tim peneliti sebagaimana dimuat The Lancet Diabetes & Endocrinology.
“Risiko diabetes yang lebih tinggi terbukti bahkan pada orang yang memiliki COVID-19 ringan atau tanpa gejala dan bahkan pada orang yang tidak memiliki faktor risiko diabetes lainnya,” tambah Al-Aly.
Dalam studi terpisah terhadap 35.865 orang dengan COVID-19 yang diterbitkan minggu lalu di Diabetologia, para peneliti menemukan risiko 28% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan dengan kelompok dengan infeksi saluran pernapasan atas non-COVID.
Hampir semua kasus baru dalam kedua penelitian adalah diabetes tipe 2, yang terkadang dapat dikendalikan dengan penurunan berat badan dan perubahan pola makan.
Semua penulis merekomendasikan bahwa penderita COVID-19 dengan gejala diabetes, seperti rasa haus yang berlebihan atau sering buang air kecil harus mencari perhatian medis.