Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pecahkan Rekor Dunia: Pergelaran Angklung Terbesar dengan 15.110 Peserta
(Foto: Antara)

Pecahkan Rekor Dunia: Pergelaran Angklung Terbesar dengan 15.110 Peserta



Berita Baru, Jakarta – Indonesia meraih prestasi gemilang dengan berhasil memecahkan rekor dunia Guinness World Records melalui pergelaran musik angklung terbesar di dunia. Acara ini diikuti oleh 15.110 peserta yang memainkan angklung secara serentak di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Sabtu (5/8/2023).

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, turut menghadiri acara tersebut. Persiapan untuk pencapaian rekor dunia ini telah dilakukan sejak Oktober 2022 dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.

“Angklung merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2010. Warisan ini memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yang penting untuk dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang,” kata Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra.

Mahendra menjelaskan bahwa Kemendikbudristek RI telah menyediakan 20.060 unit angklung dan mendistribusikannya kepada 381 kelompok angklung, di mana tiap kelompok terdiri dari 40 orang.

Selain itu, Kemendikbudristek RI juga bekerja sama dengan Saung Angklung Udjo (SAU) sebagai mitra dalam acara ini. Mereka turut membantu menyusun konsep musikalitas, video konduktor, dan melaksanakan pelatihan angklung bagi seluruh peserta.

“Selain mendapatkan pelatihan langsung dari tim SAU, kami juga melibatkan 182 supervisor yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya dari SAU untuk membantu pelatihan mandiri di setiap kelompok,” ungkap Mahendra.

Supervisor tersebut berasal dari guru seni musik dan seniman angklung yang berasal dari berbagai sanggar atau komunitas.

Peserta dalam pergelaran angklung terbesar ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pengurus Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), murid sekolah menengah atas (SMA), sekolah kedinasan, perwakilan kementerian/lembaga, hingga para anggota Ibu Dharma Wanita Persatuan dan Tim Penggerak PKK.

“Acara ini diharapkan dapat menjadi momen penting dalam membentuk kecintaan generasi muda terhadap alat musik angklung,” ungkap Mahendra.

Direktur SMA Kemendikbudristek, Winner Jihad, menambahkan bahwa kolaborasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten telah berhasil mengumpulkan 1.000 peserta dari 25 sekolah.

“Melibatkan siswa SMA merupakan cara kami untuk memperkenalkan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap angklung kepada generasi muda. Alat musik ini mengajarkan banyak nilai baik seperti kolaborasi, disiplin, dan kesabaran,” kata Winner.

Winner menegaskan bahwa kolaborasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam prestasi ini menunjukkan semangat positif dalam pelestarian warisan budaya Indonesia. Ia juga menekankan bahwa meskipun angklung telah diakui oleh UNESCO sejak 16 November 2010, tetapi keberlanjutan alat musik tradisional ini menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia.