Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tua Adat Fakfak

Pasca Aksi Anarkis, Tua-Tua Adat Fakfak Perkokoh Persaudaraan



Berita Baru, Fakfak – Tokoh/Tua adat Kabupaten Fakfak, Papua Barat menggelar pertemuan pada Sabtu (31/8) di Gedung Winder Tuare, Kelurahan Fakfak Utara.

Pertemuan adat tersebut dalam rangka penguatan kebersamaan dan persaudaraan sesuai budaya “Satu Tungku, Tiga Batu” yang telah dijunjung tinggi selama ini oleh masyarakat Kabupaten Fakfak.

Di awal pertemuan Tua-Tua Adat Fakfak, Pilipus Kabes, Jubair Hobrow, dan Didimus Temongmere, dengan menggunakan bahasa daerah (bahasa IHA), menyatakan keprihatinannya atas peristiwa anarkis yang terjadi pada 21 Agustus 2019 di Fakfak, yang mengakibatkan lumpuhnya roda perekonomian.

Pasca Aksi Anarkis, Tua-Tua Adat Fakfak Perkokoh Persaudaraan

Oleh karena itu, Tua-Tua Adat ingin membangun dan merajut kembali persaudaraan sebagai upaya menciptakan kedamaian.

“Mari kita membangun kembali dan merajut kembali persaudaraan”. Ujar salah satu Tokoh/Tua Adat, Jubair Hobrow.

Usai mendengarkan pesan-pesan dari Tua Tua Adat, dilanjutkan dengan acara ‘Kopi Keh Nggara Ro’ (minum kopi), yang juga dihadiri oleh Komandan Distrik Militer (Dandim) 1803/Fakfak Letkol Inf Yatiman A.Md.

Ia menyampaikan tujuan diselenggarakannya acara Pertemuan Adat tersebut adalah untuk menyikapi terjadinya aksi demo yang berujung anarkis/rusuh pada 21 Agustus 2019 lalu, agar tidak terulang kembali. Sekaligus sebagai sarana untuk duduk bersama dengan para tokoh di masyarakat Fakfak.

“Kita ingin mengajak berbagai tokoh yang ada di Kabupaten Fakfak untuk bersama-sama duduk bicara, untuk stop kekerasan, dan membangun kembali fasilitas umum yang telah dirusak massa”. Ucapnya.

Pasca Aksi Anarkis, Tua-Tua Adat Fakfak Perkokoh Persaudaraan

Lebih lanjut Yatiman mengajak para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, dan Tua Tua Adat, serta segenap warga masyarakat Kabupaten Fakfak untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjunjung tinggi persaudaraan, serta menguatkan persatuan dan kesatuan, sebagai bagian dari anak bangsa di NKRI.

“Mari bersama-sama kita menjunjung tinggi persaudaraan, toleransi antar umat beragama, dan bekerja sama serta bergotong royong dalam membangun dan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan warga masyarakat Kabupaten Fakfak,” pintanya.

Selain itu Dandim juga mengajak warga masyarakat saling melindungi diri terhadap propaganda dan hasutan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang telah mengakibatkan dampak negatif dan kerugian yang sangat besar bagi kehidupan sosial masyaraka.

Acara ditutup dengan doa bersama, dari perwakilan tiga agama, yakni dari agama Islam oleh H. Karas Namudat, dari Kristen Protestan oleh Pendeta Christina Bahba, dan dari Kristen Katholik oleh Pastor John Talla. Kemudian dilanjutkan dengan Tradisi Adat Mihin Ko hariWanang dan penyembelihan Hewan Kurban, foto bersama dan saling berjabat tangan. [Ahsin Huda/MC Kab. Fakfak]