‘Murder on The Orient Express’ Review: Satu Kasus Atas Sejuta Dendam
Berita Baru, Entertainment – Murder on the Orient Express (2017) merupakan judul yang familiar bagi kamu penggemar novel misteri yang menampilkan tokoh Hercule Poirot karangan Agatha Christie.
Sambil menunggu kesempatan menonton Death on the Nile (2022) yang baru rilis bulan Februari lalu, ada baiknya kita ulas terlebih dahulu film Murder on the Orient Express. Soalnya, cerita Death on the Nile merupakan lanjutan dari film berikut ini, lho.
Jadi kalau kamu mau tahu seperti apa sinopsis dan review-nya, baca sampai selesai, ya!
Sinopsis Murder on the Orient Express
Di tahun 1934, Hercule Poirot (Kenneth Branagh) telah menyelesaikan kasus pencurian barang berharga di Yerusalem. Ia pun bersiap bertolak ke London. Untuk itu, dirinya dibantu oleh Bouc (Tom Bateman), yang membantunya mencarikan kompartemen di kereta mewah Orient Express yang berangkat malam itu.
Kereta penuh dengan penumpang papan atas, terdiri dari seorang wanita modis Caroline Hubbard (Michelle Pfeiffer), pebisnis Edward Ratchett (Johnny Depp) bersama sopirnya Edward Masterman (Derek Jacobi) dan sekretaris Hector McQueen (Josh Gad), Putri Rusia Natalia Dragomiroff (Judi Dench) dan pelayannya yang berasal dari Jerman, Hildegarde Schmidt (Olivia Colman), diplomat Count Rudolf Andrenyi (Sergei Polunin) dan istrinya Elena (Lucy Boynton).
Penumpang lainnya adalah dokter John Arbuthnot (Leslie Odom Jr.), pengasuh bernama Mary Debenham (Daisy Ridley), misionaris bernama Pilar Estravados (Penelope Cruz), pebisnis mobil Biniamino Marquez, dan seorang profesor bernama Gerhard Hardman (Willem Dafoe). Sementara itu, Pierre Michel (Marwan Kenzari) bertugas sebagai kondektur Orient Express.
Ditengah perjalanan, Ratchett menemui Poirot dan menceritakan bahwa dirinya beberapa kali mendapatkan surat ancaman. Karennaya, ia meminta Poirot menjadi bodyguard-nya selama 3 hari perjalanan. Namun, Poirot menolak permintaan itu karena mengetahui Ratchett kerap menipu orang.
Malam itu bukan malam yang tenang bagi semua orang. Poirot mendengar suara berisik dari kompartemen Ratchett. Saat menengok keluar, ia sempat melihat seseorang mengenakan kimono merah, berlari di lorong.
Pucaknya, longsoran salju membuat kereta tergelincir dan penumpang pun terjebak di sana antah berantah. Saat menunggu diselamatkan oleh petugas, berita buruk kembali terdengar. Ratchett ditemukan tewas terbunuh di kamarnya, dengan banyak tusukan pisau.
Siapa yang membunuh Ratchett? Apakah ia ada diantara para penumpang kereta?
Review Murder on the Orient Express
Kenneth Branagh, sutradara sekaligus pemeran Hercule Poirot berhasil menyulap kisah teka-teki Agatha Christie ke dalam sebuah sinema blockbuster yang mewah dan memanjakan mata. Kisah pembunuhan di Orient Express menjadi kisah yang secara visual rapi dan menarik, meski dengan perubahan yang berbeda dari cerita aslinya.
Branagh juga berhasil membawa nuansa pedih yang janggal dalam cerita Murder on the Orient Express. Kematian Ratchett menggambarkan duka yang lebih luas dan mendalam. Kita diajak untuk menyaksikan, bagaimana satu kejahatan berdampak begitu besar pada kehidupan banyak orang. Rasa nestapa itu membumbung, berbuah jadi dendam yang mendarahdaging.
Kalaupun ada yang kurang, itu adalah kekuatan karakter di dalamnya. Dengan semua pemeran yang luar biasa, agak disayangkan penokohan sebagian besar karakter dalam film detektif Murder on the Orient Express tak begitu kuat –bahkan nyaris menjadi tempelan. Atau, mungkin itu tantangan dari naskah aslinya yang belum terjawab oleh Kenneth.
Untungnya, hal itu masih terbayar dengan alur cerita yang apik, didukung pemandangan pegunungan bersalju dan pengalaman menikmati kemewahan fasilitas kereta api Orient Express.
Secara visual, sinematografi Murder on the Orient Express ambisius menampilkan gerakan adegan per adegan tanpa hati, dengan kamera yang terus berjalan.
Death on the Nile adalah film Poirot berikutnya yang merupakan lanjutan dari film ini, dan kembali ditangani oleh Kenneth Branagh sebagai sutradara dan aktor utama. Alur cerita dan tokohnya pun memiliki pola yang sama. Deretan pemerannya tak kalah ambisius, diantaranya Ali Fazal, Gal Gadot, Dawn French, Letitia Wright, Annette Bening, Russell Brand, Armie Hammer, Rose Leslie, Emma Mackey, Sophie Okonedo, dan Jennifer Saunders.
Akankah filmnya lebih menarik? Tonton dulu nih trailer-nya berikut ini.