Mulut | Puisi-Puisi Andy Sri Wahyudi
Mulut
Aku telah berjanji pada kata-kata. Menjaga rahasia yang bersembunyi di balik karang-karang itu. Tak ada yang lebih sempurna dari kepercayaan. Setiap waktu sumpah serapah datang dan pergi tak peduli. Seperti ego yang membara. Seekor Harimau mengendap. Berbisik pelan. Ia hanya akan meminjam diriku untuk bicara. Membuat bara. Menerkam luka. Angin berhenti. Memandang langit merah, tempat dusta-dusta bergelantungan. Jauh di dalam sana, bau busuk berputaran. Sewaktu-waktu menghunus siapa saja. Di mana saja.
Aku ingin mencium harum napas waktu.
Tirto, 2022
Gerak-gerak yang Lucu
: JJ
ia ada dalam sel-sel tubuhku
aku tak akan memberi nama
apa-apa.
biarkan ia indah begitu saja.
dan aku tertawa kecil sepanjang hari.
Padang Bai, 14 Desember 2021
Gadis Penjaga Toko
Galon-galon bersayap berputaran pada ruang yang diam. Perekonomian menjadi selimut hangat di setiap detik yang memanjang. Jalur-jalur diam bicara tentang wajah pagi pucat pasi.
Setiap malam adalah cinta berdatangan. Menghampirinya dengan gegap gempita. Harum baunya seperti bumbu dapur Ibuk.
Apakah dunia sedang tertawa?
Tabung-tabung gas berencana tamasya. Keliling kota bersama kekuatan
dan keberanian kecil yang bereproduksi setiap hari.
Di atas meja dan kursi ini, Ibuk menanam kejujuran dan kesabaran untuk mendewasakan anaknya yang sedang menunggu.
Wajahnya tampak ayu seperti padi menguning.
Gianyar, 9 Januari 2022
Apa yang Kau Cari?
dengarlah gemericik air sungai
dan napas daun-daun itu
ini tanah leluhurku
yang menumbuhkan kurcaci-kurcaci
bertubuh besi
dan suara-suara
yang berlari
lupakan apa yang kau cari di tengah kekuasaan
yang mempesona ini
sebab dunia telah kehilangan dirinya sendiri.
Pojoktaraman, 9 Maret 2022
Dingin yang Hangat
: Ken
setetes aku jatuh di telapak tanganmu. menjadi bunyi yang memelukmu. sepanjang napas tanah.
Batu, 20 Januari 2022
Menggambar dan Mengantuk
: OscarArtunes
kuas-kuas itu bicara sendiri setiap hari. mereka meracau tentang apa saja yang tak pernah
kumengerti. kadang ia mengajakku menyelam ke dalam sana. sekadar tamasya membuat kata dan dunia. lalu duduk di sebuah taman yang dibuat warga desa. kami tertawa-tawa hingga dendam dan dengki luntur menjadi rahasia-rahasia indah. seperti lirikan perawan manja.
Di manakah kita akan menggores warna agar menjadi warni?
di sini.
di sebentuk ruang yang membuat kita terpejam. dalam. membentuk rasa kantuk yang hijau dan menggemaskan.
lihatlah ada yang terbang mengitari tubuh bersetubuh. dengan bintang dan awang-awang.
kita mengambang.
Jogja, 24 Februari 2022
Andy Sri Wahyudi merupakan penulis dan performer. Lahir di Yogyakarta, 13 Desember 1980. Peraih Penghargaan Sastra 2020 dari Badan Bahasa, Kemendikbud kategori Naskah Drama “Bangun Pagi Bahagia”.