Mulai 31 Juli, Airbnb Tutup Bisnis Domestik di China
Berita Baru, Hongkong – Perusahaan persewaan penginapan liburan Airbnb Inc akan menutup semua tempat dan pengalaman di China daratan mulai 30 Juli, menyusul beberapa platform internet Barat yang memilih keluar dari pasar China.
Pengumuman itu muncul dalam surat yang diunggah di akun WeChat resmi Airbnb pada Selasa (24/5) yang ditujakan untuk para pengguna di China.
Namun, surat tersebut tidak menyebutkan alasan dibalik penutupan tersebut.
Perusahaan yang berbasis di San Francisco itu mengatakan pengguna China masih akan diizinkan untuk memesan tempat dan pengalaman di luar negeri.
“Kami telah membuat keputusan sulit untuk memfokuskan kembali upaya kami di Tiongkok pada perjalanan keluar dan menangguhkan rumah dan Pengalaman Tuan Rumah kami di Tiongkok, mulai 30 Juli 2022,” Nathan Blecharczyk, salah satu pendiri Airbnb, menulis dalam surat itu.
Aribnb bergabung dengan barisan panjang perusahaan internet Barat seperti Linkedin dan Yahoo yang telah mundur dari China, sebagai tanda pemisahan internet dari ekonomi terbesar kedua di dunia dan sebagian besar bagian dunia lainnya.
Hampir semua platform internet utama Barat termasuk Google Alphabet Inc dan Facebook Meta Platforms Inc telah berhenti menyediakan layanan kepada pengguna akhir di Cina daratan, dengan alasan mulai dari penyensoran hingga kesulitan operasi di negara tersebut.
Blecharczyk mengatakan keputusan itu sulit dan dia bangga dengan apa yang telah dicapai Airbnb di China.
“Keputusan itu tidak mudah bagi kami dan saya tahu itu bahkan lebih sulit bagi Anda,” katanya.
“Kami telah membangun dan menumbuhkan komunitas Tuan Rumah yang berkembang di China bersama-sama dan telah menyambut lebih dari 25 juta kedatangan tamu sejak 2016,” imbuhnya.
CNBC pertama kali melaporkan keputusan Airbnb sebelumnya pada hari Selasa.
The New York Times (NYT) melaporkan bahwa sebagai bagian dari penarikannya, Airbnb akan menghapus sekitar 150.000 listing di China, dari enam juta yang dimilikinya di seluruh dunia.
Penginapan di China telah menyumbang sekitar 1% dari bisnis Airbnb dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan NYT.
Airbnb belum segera menjawab pertanyaan yang dikirim oleh Reuters.
Didirikan pada 2008, Airbnb mulai menyediakan layanan di China daratan pada 2015. Airbnb telah berupaya untuk melokalkan layanannya, termasuk berintegrasi dengan platform China seperti WeChat milik Tencent Holdings.
Saingan utama Airbnb di China adalah Tujia dan Xiaozhu.
Saham Airbnb naik 0,65% selama perdagangan hari Senin (23/5) di Nasdaq tetapi telah surut 1,59% dalam perdagangan pasca-pasar.