Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Militan Suriah
Kepala Pusat Rekonsiliasi Suriah-Rusia Alexander Shcherbitsky mengatakan kelompok militan Suriah Kembali Tembaki 8 Kota di Idlib Suriah. Foto: AP Photo/Ugur Can

Militan Suriah Kembali Tembaki 8 Kota di Idlib



Berita Baru, Internasional – Pada hari Sabtu (8/8), Kepala Pusat Rekonsiliasi Suriah-Rusia Alexander Shcherbitsky mengatakan bahwa militan Suriah dari kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham menembaki delapan kota di provinsi Idlib dan Aleppo barat laut.

Hayat Tahrir al-Sham atau sebelumnya dikenal dengan nama Jabhat al-Nusra merupakan organisasi teroris yang dilarang di Rusia dan banyak negara lain.

Laksamana Muda Alexander Shcherbitsky mengatakan hal itu kepada wartawan dalam sebuah jumpa pers

“Sembilan serangan oleh organisasi teroris Jabhat al-Nusra telah tercatat di Jbala, Kermel, Maaret Mouhos (dua), Kafr Battikh, Kafar Roma, Dahr al Kabir, Mellaja di provinsi Idlib dan di Miznas di provinsi Aleppo,” kata Shcherbitsky, dilansir dari Sputnik.

Shcherbitsky menambahkan bahwa polisi militer Rusia terus berpatroli di provinsi Aleppo, Al Hasakah, dan Deir Ez Zor, sementara angkatan udara Rusia melakukan patroli udara di sepanjang rute tetap.

Sebelumnya, pada hari Rabu (5/8), Hayat Tahrir al-Sham juga dilaporkan telah menembaki pemukiman Jabla, Ma’arrat Hurma, Kafr Nabl, Dadikh, Mellaja, Kherbet-Jezraya, Urum al-Kubra, dan Arbikh di dua provinsi tersebut.

Atas serangan itu, Shcherbitsky mengatakan pada hari Kamis (6/8) bahwa komando pasukan Rusia di Suriah berhak untuk membalas jika militan melancarkan serangan terhadap Rusia, pasukan Suriah dan warga sipil.

Menurut kantor berita Fars News, militan Hayat Tahrir al-Sham menembaki pasukan pemerintah Suriah dan melakukan upaya untuk menyerang pangkalan udara Rusia Hmeymim, menggunakan kendaraan pesawat nirawak dan beberapa peluncur roket jarak jauh.

“Sesuai dengan perjanjian, kami berhak untuk membalas para militan dari kelompok teroris yang tindakannya dapat membahayakan nyawa anggota dinas Rusia dan Suriah bersama dengan penduduk sipil di daerah yang berdekatan dengan zona de-eskalasi,” kata Shcherbitsky.

Lebih lanjut, menurut Shcherbitsky, komando pasukan Rusia di Suriah dan Angkatan Bersenjata Suriah terpaksa mengambil tindakan untuk menetralisir ancaman teroris.

Situasi tegang diamati di Selatan zona de-eskalasi Idlib, tetapi karena ketidakmampuan pihak Turki untuk mendirikan koridor keamanan, misi patroli reguler Rusia-Turki telah ditunda.

“Ketegangan meningkat di selatan zona de-eskalasi Idlib. Komando Turki mengambil langkah-langkah tertentu untuk menghancurkan kelompok militan di sepanjang jalan raya M4. Namun, pihak Turki tidak dapat mendirikan koridor keamanan. Akibatnya, terjadi tindakan reguler. Misi patroli Rusia-Turki terus-menerus ditunda,” kata Shcherbitsky.

Dia menunjukkan bahwa militer Rusia mengharapkan Turki untuk meningkatkan langkah-langkah yang bertujuan menghancurkan teroris, memastikan keamanan patroli bersama dan menerapkan nota Rusia-Turki 6 Maret 2020.

Pada 5 Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyetujui gencatan senjata di Idlib, yang dimulai pada tengah malam.

Kedua pihak juga sepakat untuk membuat koridor keamanan enam kilometer (3,7 mil) di utara dan selatan jalan raya M4 di Suriah, yang menghubungkan provinsi Latakia dan Aleppo.