Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menteri Dalam Negeri Prancis Sebut Adanya Potensi Terorisme Lebih Banyak Lagi
(Foto: Media Indonesia)

Menteri Dalam Negeri Prancis Sebut Adanya Potensi Terorisme Lebih Banyak Lagi



Berita Baru, Internasional – Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengatakan kepada stasiun Radio RTL yang berbasis di Berlin bahwa akan adanya potensi serangan teroris lebih banyak lagi di wilayah Prancis karena negara itu kini tengah berada dalam “perang melawan ideologi Islam”.

“Kami berada dalam perang melawan musuh baik di dalam maupun di luar. Kami perlu memahami bahwa telah dan akan ada peristiwa lain seperti serangan mengerikan ini,” kata Darmanin.

Pernyataan itu menyusul perkataan Presiden Emmanuel Macron pada hari Kamis (29/10) yang menekankan bahwa Prancis “berada di bawah serangan teroris lagi” setelah pembunuhan fatal di Nice yang merenggut tiga nyawa.

Seperti dilansir dari Sputnik News, Darmanin mengatakan kepada wartawan bahwa Prancis diserang karena mempertahankan nilai-nilai kebebasan dan upaya untuk tidak menyerah pada terror. “Bahwa Prancis tidak akan menyerah pada nilai-nilai kami karena serangan teroris Islam,” katanya.

Macron juga mengumumkan bahwa Prancis sekarang akan meningkatkan pengerahan tentara untuk melindungi situs-situs utama di negara itu, termasuk sekolah dan tempat ibadah. Jumlah tentara yang dikerahkan sebagai upaya keamanan nasional menjadi dua kali lebih banyak, dari 3.000 menjadi 7.000, kata Presiden Emmanuel Macron.

Jaksa anti-terorisme Prancis, Jean-Francois Ricard, pada bagiannya, membenarkan bahwa penyerang berusia 21 tahun itu berasal dari Tunisia dan tiba di Prancis pada 9 Oktober. Ricard menambahkan, pria itu sebelumnya tidak dikenal oleh badan intelijen negara.

Menurut laporan polisi setempat, serangan Nice kepada pria bersenjata di Montfavet, dekat kota Avignon di Prancis, juga terdengar meneriakkan “Allahu Akbar” sambil melambaikan senjata.

Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah kematian guru Paris Samuel Paty, yang dipenggal kepalanya oleh penyerang pada 16 Oktober setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo di salah satu kelasnya, sesuatu yang oleh umat Islam dinilai menghina Nabi.