Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

GeNose dan CePAD
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers secara virtual, Senin (28/12).

Menristek Apresiasi GeNose dan CePAD Buatan Anak Bangsa



Berita Baru, Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengapresiasi dua inovasi alat deteksi Covid-19 buatan anak bangsa. 

Apresiasi ini disampaikan Bambang dalam Konferensi Pers Tentang Perkembangan GeNose dan Rapid Test Antigen CePAD, Senin, 28 Desember 2020.

“Pada kesempatan kali ini yang akan kita perkenalkan adalah dua alat yang dikategorikan sebagai alat untuk melakukan skrining atau deteksi cepat terhadap keberadaan Covid-19 itu sendiri pada manusia,” kata Bambang, Senin (28/12).

GeNose merupakan alat deteksi Covid-19 melalui hembusan nafas, yang diciptakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. GeNose ini memiliki sensitifitas sebesar 92 persen dan spesifisitas 95 persen. 

Sementara CePAD merupakan inovasi buatan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. CePAD dapat mendeteksi keberadaan antigen virus dari sampel swab.

Bambang mengatakan, kedua alat ini dikategorikan sebagai alat untuk skrining deteksi cepat atau yang biasa dikenal sebagai rapid test.

“Hal ini dapat memperkuat sistem surveillance  (pengamatan) 4T, yaitu testing, tracing, tracking, dan treatment. Tentunya, 3M juga perlu dilakukan, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak untuk meminimalisir penyebaran virus,” ujar Bambang.

Bambang menyebut, Indonesia perlu punya kemandirian di dalam melakukan testing dan monitoring, terutama untuk skrining. Kalau untuk testing, kata Bambang, kita melakukannya dengan PCR yang merupakan gold standard. “Tetapi untuk skrining di sinilah dituntut kemampuan kita untuk melakukan inovasi,” katanya. 

Bambang juga mengharapkan agar inovasi ini dapat mendorong pemulihan ekonomi.jadi, tambah Bambang, tidak saja hanya bicara masalah kesehatan namun, juga alat ini bisa menunjang upaya untuk mulai memulihkan kegiatan ekonomi.

“Kita harus selalu mencari keseimbangan antara menjaga protokol kesehatan dengan pemulihan ekonomi itu sendiri,” tandas Bambang.