Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menko Polhukam: Jangan Ragu Tegakkan Hukum dalam Penanganan Karhutla
Menko Polhukam saat memberikan sambutan pada Rakornas Penanggulangan Karhutla (Foto: Twitter BNPB)

Menko Polhukam: Jangan Ragu Tegakkan Hukum dalam Penanganan Karhutla



Berita Baru, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan jangan ragu dalam penegakan hukum penanganan karhutla, baik yang dilakukan pemerintah pusat, daerah serta unsur penegak hukum lainnya.

“Antisipasi dan pencegahan memakan biaya yang tidak sedikit, namun sebenarnya lebih terjangkau daripada biaya penanganan yang harus dikeluarkan ketika karhutla terjadi,” kata Mahfud dalam Rakornas Penanggulangan Bencana 2021 PB BNPB 2021 di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Jumat (5/3).

Dalam kesempatan itu, Menteri Agraria & Tata Ruang BPN yang diwakili oleh Dirjen Tata Ruang Abdul Kamarzuki mengungkapkan semua produk peta tata ruang dapat diakses secara gratis oleh masyarakat sehingga sebelum membangun dapat memahami potensi bencana disekitar lokasi rencana pembangunan.

Abdul juga menekankan pentingnya pemahaman masyarakat tentang tata ruang yang berbasis pencegahan dan mitigasi bencana agar dapat dipatuhi dan kerja samanya dapat memperkuat upaya pencegahan bencana.

Menteri Pertanian yang diwakili oleh Staf Khusus Menteri Bid. Pengembangan Bio Industri Ir. Bambang MM menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian memfasilitasi pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk mendukung pengendalian karhutla sesuai dengan keahlian dan keterampilan.

Menteri PUPR yang diwakili oleh Dirjen Sumber Daya Air Djarot Widyoko mengapresiasi upaya & ide yang dimotori oleh Kepala BNPB Doni Monardo di daerah Sungai Citarum dengan membersihkan & menanam pohon dalam upaya mengurangi potensi aliran run off ke sungai.

Djarot berharap langkah yang dilakukan di Sungai Citarum juga dapat dikembangkan di seluruh Indonesia dengan dukungan pendampingan pemerintah daerah dan masyarakat yang tinggal disekitar wilayah sungai.

Djarot juga menjelaskan cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir potensi run off ke sungai, seperti membuat Bipori, Sumur Resapan, Embung dan Situ. Intinya mengembalikan air hujan yang turun ke bumi untuk masuk ke dalam bumi atau tahan air sebelum sampai ke hilir.