Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menkes Sebut Kasus Baru Gagal Ginjal Akut Disebabkan Pasien Masih Minum Obat Sirop
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin (Foto: Istimewa)

Menkes Sebut Kasus Baru Gagal Ginjal Akut Disebabkan Pasien Masih Minum Obat Sirop



Berita Baru, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus gagal ginjal akut di Indonesia mengalami penurunan dalam beberapa terakhir. Kendati demikian masih ada tambahan kasus baru.

Kasus baru yang dilaporkan tersebut, menurutnya datang dari para pasien yang masih mengkonsumsi obat dalam sediaan cair atau sirop. Per 5 November, total kumulatif kasus GGAPA mencapai 324 kasus. Dari jumlah itu, 194 meninggal dunia, 102 pasien telah pulih, dan 28 lainnya masih menjalani perawatan.

“Kasus baru minggu lalu terjadi di tanggal 29 Oktober dan 1 November. Itu karena pasien masih saja mengkonsumsi obat sirop dari apotek. Mohon bantuan para dinkes provinsi dan kabupaten/kota untuk kontrol pemberian obat di apotek dan bidan kita,” kata Budi dikutip dari situs resmi Kemenkes, Senin (7/11/2022).

Budi melanjutkan tren penurunan kasus terutama terjadi pasca dikeluarkannya Surat Edaran Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan pada tanggal 18 Oktober 2022. SE itu berisi instruksi sementara penghentian penggunaan obat sirop kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan Organisasi Profesi Kesehatan.

Data yang dilaporkan dari seluruh rumah sakit di 28 propinsi menunjukkan hasil pemeriksaan yang konsisten, yakni faktor risiko terbesar penyebab GGAPA adalah toksikasi dari Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) pada sirop atau obat cair.

Selain itu, Budi juga menyatakan terjadinya tren penurunan angka kematian terlihat sejak digunakannya antidotum Fomepizole sebagai terapi pengobatan pasien GGAPA di Indonesia.

Sejak 25 Oktober distribusi dan penggunaan Fomepizole menurutnya sudah diperluas tidak hanya di RSCM, melainkan di 17 rumah sakit di 11 provinsi di Indonesia yang sudah mendapatkan distribusi Fomepizole.

“Sekitar 87 persen Fomepizole yang didatangkan Kemenkes dari luar negeri bersifat donasi gratis dari negara-negara sahabat,” ujar Budi.