Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menjadi Negara Ke 15 yang Resesi, Ini Fakta Skotlandia

Menjadi Negara Ke 15 yang Resesi, Ini Fakta Skotlandia



Berita Baru, Internasional – Setelah beberapa negara lain, kini Skotlandia menyusul menjadi negara ke 15 yang terjun ke jurang resesi akibat krisis pandemi virus corona (Covid-19). Sebelumnya, sudah ada 14 negara yang masuk jurang resesi diantaranya Amerika Serikat, Jepang, Inggris, hingga Thailand.

Negara yang menjadi bagian dari Britania Raya ini resmi resesi setelah ekonomi terkontraksi dua kuartal berturut-turut.

Selain itu, ekonomi Skotlandia juga menurun secara  signifikan pada periode April hingga Juni 2020, ditambah Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut yang juga mengalami penurunan. Berikut faktor mengapa Skotlandia resesi:

Ekonomi Skotlandia Turun 19%

Kebijakan penguncian (lockdown) yang dilakukan negara itu akibat pandemi Covid-19 mengakibatkan penurunan kinerja ekonomi dalam tiga bulan pertama atau kuartal I sebesar 2,5%. Angka PDB untuk April hingga Juni turun 19,7%.

Data ekonomi terbaru pemerintah Skotlandia memberikan angka bulanan sementara yang menunjukkan beberapa perbaikan pada bulan Juni, dengan peningkatan 5,7% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun, PDB tetap 17,6% di bawah level bulan Februari.

Sementara angka PDB baru bersifat sementara, data ekonomi terbaru dari pemerintah Skotlandia tersebut mengatakan: “Sifat penurunan output yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dapat dibandingkan dengan krisis keuangan dan resesi pada tahun 2008 dan 2009, di mana PDB turun sekitar 4% selama 18 bulan.”

Angka yang dirilis pekan lalu menunjukkan ekonomi Inggris mengalami kemerosotan terbesar dalam catatan antara April dan Juni, menyusut 20,4% dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini.


Ekonomi Skotlandia Tetap Tak Jalan Saat Lockdown Dicabut

Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan meskipun kebijakan lockdown sudah dicabut pada bulan Juni, nyatanya banyak sektor ekonomi, terutama ritel dan perhotelan tetap tutup.

“Angka-angka tersebut menunjukkan skala tantangan ekonomi yang kita hadapi,” kata Sturgeon, dikutip dari BBC News.

Sturgeon mengatakan mereka menggarisbawahi kasus untuk melanjutkan tindakan pemerintah Skotlandia dan Inggris guna mendukung pekerjaan dan membangun kembali ekonomi.

Sekretaris Skotlandia dari Pemerintah Inggris Alister Jack mengatakan angka-angka itu mengkonfirmasi dampak signifikan virus corona pada ekonomi Skotlandia. Ia mengatakan jika “Pemerintah Inggris akan terus melakukan segala kemungkinan, bekerja dengan pemerintah Skotlandia, untuk mendukung orang-orang di Skotlandia melalui masa sulit ini.”

Liz Cameron, kepala eksekutif Kamar Dagang Skotlandia, mengatakan negara itu sekarang berada dalam “resesi yang dalam.” Selain itu, “jatuhnya PDB Skotlandia pada kuartal kedua membuat alarm berbunyi bahkan jika penurunan diperkirakan,” katanya.