Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menjadi Keynote Speech, Kepala BPIP : Saya Puasa Bicara
Kepala BPIP Yudian Wahyudi saat menghadiri acara Dialog Kebangsaan dan Launching Buku di UIN Sunan Kalijaga (Foto : Humas UIN Suka)

Menjadi Keynote Speech, Kepala BPIP: Saya Puasa Bicara



Berita Baru, Yogyakarta – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi menyatakan bahwa ia sedang ‘puasa bicara’ di depan publik selama sekitar setahun guna menghindari kesalahan.

Hal ini disampaikan saat Yudian menjadi pembicara utama dalam acara Dialog Kebangsaan dan Launching Buku di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (29/2) kemaren.

“Kira-kira setahunlah, saya belajar dulu, semua yang permulaan kan sulit ya. Harus belajar dulu, mengamat-amati dulu,” ujarnya saat menolak dimintai wawancara pasca acara tersebut.

Yudian mengatakan untuk selanjutnya, jika ada wawancara ia akan memakai draft agar tidak lagi kepleset dalam menyampaikan statemen.

“Ini demi kebaikan republik,” katanya.

Saat menyampaikan sambutannya, ia selaku Kepala BPIP mengatakan telah mendapatkan nasehat dari Komisi II DPR RI untuk menggunakan naskah tertulis yang disiapkan humas sebagai panduan dalam menyampaikan pernyataan di depan publik.

Oleh karena itu, Yudian juga menolak menjadi narasumber dalam acara itu, dikarenakan nantinya takut keluar kalimat-kalimat yang menimbulkan polemik lagi. Ia memberikan sambutan hanya sebagai mantan rektor UIN Sunan Kalijaga.

 “Saya belajar dulu bagaimana Pak Mahfud ngomong di publik. Saya perhatikan dulu, baru saya ngomong di publik,” ujarnya.

Acara Dialog Kebangsaan dan Launching Buku ‘Ulama dan Negara-Bangsa’ dan ‘Ulama, Politik, dan Kebangsaan’ yang diadakan oleh Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof. Mahfud MD.

Hasil penelitian dalam kedua buku tersebut menunjukkan sebanyak 72,56 persen Ulama di Indonesia tidak setuju dengan negara Islam, dan 16,4 persen menyatakan setuju dengan negara Islam.

Mahfud MD menyampaikan bahwa hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kesadaran kebangsaan yang tumbuh dalam tokoh-tokoh Islam.