Mendes Halim Sebut Replikasi Bentuk Pemberdayaan Desa Paling Efektif
Berita Baru, Tulungagung – Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menyampaikan bahwa replikasi merupakan pola pembangunan dan pemberdayaan di tingkat desa yang paling efektif. Seperti pengembangan budidaya ikan mas koki yang sukses di Tulungagung, bisa diduplikasi ke wilayah lain.
Adapun pelaksanaannya, menurut Mendes Halim cukup bisa dilakukan dengan ATM, yaitu amati, tiru dan modifikasi. Kemendes pun terus berupaya agar akselerasi ekonomi di level desa ini bisa dilakukan dengan maksimal.
Disebut Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar, akselerasi ekonomi saat ini hanya ada satu, yaitu dengan ekspor produk. “Inilah yang terus digalang oleh pemerintah,” kayanya saat melepas ekspor ikan mas koki produksi petani Desa Sejahtera Astra di Desa Wajak Lor, Tulungagung, Jawa Timur, pada Minggu (12/3) lalu.
“Sehingga apa yang sudah kita lakukan selama ini, permasalahan yang paling utama itu bisa tertangani dengan baik. Dengan demikian akselerasi ekonomi di level yang terkecil dalam hal ini desa, bisa dilakukan dengan semaksimal mungkin,” sambung Gus Halim
Ia menilai kegiatan ekspor seperti ini menjadi sangat penting karena akan menjadi piloting dan direplikasi di tempat-tempat yang lain. Sehingga ekspor produk petani bisa segera ditindaklanjuti di tempat-tempat lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan Kabupaten Tulungagung.
Pembudidayaan ikan mas koki di Desa Wajak Lor, Tulungagung telah dirintis sejak 1986. Hingga kini budidaya ikan mas koi di Desa Wajak Lor terus berkembang dan berhasil mengangkat perekonomian warga.
Pelepasan ekspor dilakukan Gus Halim didampingi Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dengan ditandai pemecahan kendi ke bagian samping truk yang mengangkut 20.000 ekor ikan mas koki. Ikan mas koki Tulungagung tersebut diekspor ke tiga negara tujuan, yakni Australia, Jepang dan Inggris dengan nilai Rp1,8 miliar.
“Amati, tiru, modifikasi atau ATM. Jadi itu sangat efektif, sehingga tidak lagi kita terlalu banyak bicara teori,” tegas Gus Halim.