Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Anggota angkatan bersenjata Ukraina mengendarai tank menuju jembatan ponton sebelum menyeberangi Sungai Aidar selama latihan militer di dekat Novoaidar di wilayah Luhansk, Ukraina, 14 Desember 2021. Foto: Reuters.
Anggota angkatan bersenjata Ukraina mengendarai tank menuju jembatan ponton sebelum menyeberangi Sungai Aidar selama latihan militer di dekat Novoaidar di wilayah Luhansk, Ukraina, 14 Desember 2021. Foto: Reuters.

Memancing Kemarahan Rusia, Ukraina Izinkan Pasukan Asing Gabung Latihan Militer 2022



Berita Baru, Kyiv – Parlemen Ukraina menyetujui rancangan undang-undang yang mengizinkan pasukan asing untuk ambil bagian dalam latihan militer di wilayah bekas republik Soviet pada 2022 pada Selasa (14/15).

Langkah Parlemen Ukraina tersebut besar kemungkinan akan membuat marah Rusia lantaran menurut rancangan undang-undang yang diajukan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tersebut, Ukraina berencana mengadakan 10 latihan militer besar tahun depan.

Ukraina sendiri bukan merupakan anggota NATO. Namun, Ukraina telah meningkatkan kerja sama militer dengan negara-negara Barat di tengah meningkatnya konflik militer dengan Rusia.

Selain itu, beberapa negara pendukung Ukraina seperti Amerika Serikat dan NATO telah bersiap mendukung Ukraina hingga meningkatkan risiko perang terbuka antara kedua tetangga tersebut.

Ukraina menuduh Moskow mengerahkan sekitar 90.000 tentara di sepanjang perbatasan panjang mereka.

Namun, Rusia dengan tegas mengatakan gerakannya murni defensif dan memiliki hak untuk memindahkan pasukan di sekitar wilayahnya sendiri jika dianggap cocok.

Wakil menteri pertahanan Ukraina Anatoliy Petrenko mengatakan kepada parlemen sebelum pemungutan suara bahwa 21.000 warga Ukraina dan 11.500 personel militer dari Amerika Serikat, Inggris, Polandia, Rumania dan negara-negara lain akan berpartisipasi dalam latihan di darat, di laut dan di udara.

“Melakukan latihan multinasional di wilayah itu akan membantu memperkuat kemampuan pertahanan nasional dan mendukung upaya politik dan diplomatik untuk menjaga stabilitas di kawasan itu,” kata Petrenko, seperti dilansir dari Reuters.

Meski demikian, hingga berita ini dibuat, belum ada respon atau pernyataan resmi dari pihak Rusia.