Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

minyak dunia
(Foto: HAIDAR MOHAMMED ALI/AFP)

Melimpahnya Persediaan Minyak Dunia Jauh Lebih Buruk dari yang Terlihat



OPEC dan para sekutunya telah keliru dalam menetapkan target dalam mengurangi keberlimpahan stok minyak. Akibatnya, mereka mungkin harus memperhitungkan pemotongan yang lebih panjang dan lebih dalam.” – Julian Lee

Sebuah pertemuan para menteri negara-negara OPEC dan sekutu produsen minyak akan diselenggarakan di Abu Dhabi minggu ini. Hal itu kemungkinan besar akan menjadi perkara yang ringan. Harga minyak masih saja rendah meskipun telah dilakukan potongan keluaran yang besar dari faktor kelompok OPEC+ dan geopolitik seperti sanksi Amerika terhadap Iran.

Pertemuan Komite Pengawasan Kementerian Bersama, sebuah badan yang didirikan oleh OPEC+ untuk mengawasi strategi pemotongan produksi, berencana tidak akan mengatur ulang pendekatan kelompok tetapi mungkin memberikan beberapa panduan yang jelas dalam mencapai tujuan.

Kementerian menekankan bahwa mereka tidak memiliki suatu target untuk menentukan seberapa jauh harga minyak mentah akan dinaikkan, dan malah mengatakan bahwa tujuan mereka adalah mengurangi kelebihan stok.

Namun bagi para pengamat pasar, sulit bahkan untuk sekadar mengetahui seberapa besar cadangan stok itu, dan karenanya penerapan pemotongan-output hanya memungkinkan untuk tampak telah selesai dikerjakan.

Target asli dari penurunan produksi pada November 2016 adalah untuk mendapatkan cadangan kembali ke level rata-rata lima tahunan. Tapi hal itu tidak akan pernah cukup. Masalahnya adalah rata-rata ini selalu dipompa oleh persediaan yang sangat berlebihan yang justru OPEC+ coba kurangi.

Rata-rata Meningkat

Dengan demikian, menjadi relatif lebih mudah memotong persediaan untuk mendekati peningkatan angka itu tapi tetap saja meninggalkan masalah tentang minyak mentah yang tidak diinginkan bocor di sekitar. Tiada nilai guna ketika anda mencoba menaikkan harga.

Khalid Al-Falih, menteri perminyakan Saudi yang telah purna tugas, mengakui bahwa kelompok tersebut membutuhkan target baru. Kelompok Kementerian OPEC+ menyimpulkan pada pertemuan terakhirnya pada bulan Juli bahwa rata-rata pergeseran dalam lima tahun tidak berfungsi dan telah dipertimbangkan untuk menggunakan tolok ukur baru dari periode yang lebih “normal”.

Hal itu membuat produsen dengan minyak mentah lebih melimpah kehilangan gairah. OPEC menilai bahwa cadangan minyak komersial di negara-negara industri OECD mencapai 2,955 miliar barel pada akhir Juni. Itu 258 juta barel lebih tinggi dari rata-rata 2010-2014 untuk bulan yang sama.

Menggunakan angka tersebut tentu akan menjadi langkah ke arah yang benar dalam rangka benar-benar mengelola kelebihan persediaan pasar. Lebih baik lagi memiliki target yang memperhitungkan pertumbuhan permintaan minyak setiap tahun, dengan mengukur stok dalam hal jumlah hari permintaan yang mereka wakili daripada dalam volume sederhana.

Mengukur jumlah barel yang disimpan dalam penyimpanan semuanya bagus dan baik, akan tetapi dengan meningkatnya permintaan dari tahun ke tahun (bahkan jika tingkat kenaikannya melambat) dunia sekarang membutuhkan persediaan yang lebih besar untuk menyediakan jumlah cukupan yang sama.

Menutupi Permintaan

Namun, apakah anda mengukurnya sebagai volume sederhana ataupun perlindungan untuk permintaan di masa depan, stok OECD tetap meningkat. Diakui, banyak peningkatan baru-baru ini berasal dari produk gas alam (minyak ringan yang diproduksi dalam jumlah besar di serpih AS) yang digunakan secara luas sebagai bahan baku petrokimia.

Ketika Anda menghapus angka-angka ini, persediaan minyak OCDC mentah ditambah bahan bakar utama bensin, hasil penyulingan menengah (diesel, minyak pemanas dan bahan bakar jet) dan minyak bahan bakar – berada di bawah level rata-rata lima tahun mereka.

Namun tampaknya yang dihitung atas dasar ini jauh di atas rata-rata 2010-2014 mereka dan itulah masalah nyata bagi para menteri OPEC+ ketika bertemu di Abu Dhabi.

Melimpahnya Persediaan Minyak Dunia Jauh Lebih Buruk dari yang Terlihat

Arab Saudi tidak bisa lagi menyelamatkan harga minyak sendirian. Dengan melemahnya pertumbuhan permintaan dan meningkatnya pasokan non-OPEC, negara-negara penghasil mungkin harus mempertimbangkan pengurangan yang lebih lama dan lebih dalam.

Penulis : Julian Lee 
Sumber : Bloomberg.com
Penerjemah : Agus S. Efendi