Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Masyarakat Miskin Perkotaan
(Foto: Tempo.co)

Masyarakat Miskin Perkotaan Sangat Rentan Terdampak COVID-19



Berita Baru, Jakarta – Dampak yang diakibatkan oleh Virus Corona (Covid-19) tidak hanya kesehatah, tapi juga sosial dan ekonomi.

Peneliti Smeru Institute, Rendy A. Diningrat dalam keterangan tertulis yang diterima Beritabaru.co, Senin (12/4), mengungkapkan kerentanan masyarakat miskin terhadap pandemi Covid-19 di Indonesia.

Rendy mengatakan setelah melewati krisis ekonomi 1998, Indonesia menghadapi beragam shock yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, dan ketimpangan. Namun, sebagian besar hal tersebut dipengaruhi oleh gejolak ekonomi dan politik global dan nasional.

“Hari ini kita menghadapi pandemik COVID yang tidak hanya mengguncang sektor kesehatan tetapi juga ekonomi. Imbasnya mungkin sulit dikendalikan, sebab wabah cenderung tidak pilih-pilah,” ujarnya.

Masyarakat Miskin Perkotaan Sangat Rentan Terdampak COVID-19
Rendy A. Diningrat

Menurutnya, dalam kalkulasi pakar terhadap dampak perekonomian dalam 1 dekade terakhir menunjukkan Indonesia mampu menjaga rata-rata pertumbuhan ekonominya >5%. Namun, akan terjadi pelambatan penurunan kemiskinan akibat ketimpangan.

“Menkeu sempat jelaskan skenario pertumbuhan ekonomi selama Covid-19 yang turun di angka 2,3% hingga -0,4%. Butuh penelitian lebih lanjut untuk memotret dampak secara makro, hingga dampaknya terhadap terhadap warga miskin,” katanya.

Rendy mengungkapkan sebagai mesin pertumbuhan, Covid-19 dapat memicu tantangan bagi perkotaan di Indonesia. Pasalnya, lebih 80 persen kasus positif Covid-19 di Indonesia berada di Jawa.

“Sebab perkembangan kota kita menganut hirarki sistem kota-kota, maka gejolak di rasakan pada kota metropolitan dan kota besar akan menjalar ke kota sedang dan kota kecil hingga perdesaan,” jelasnya.

Covid-19, lanjut Randy, juga memicu kerentanan terhadap warga miskin. Sebab, lebih dari 50% penduduk miskin Indonesia berada di pulau Jawa.

“Bukan berarti pula penduduk miskin di luar Jawa tidak perlu perhatian,” ungkapnya.

Rendy mengatakan warga miskin lebih rentan terhadap Covid-19, karena kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup terbatas yang disebabkan oleh penghasilan yang tidak tentu, tinggal di rumah yg kecil dengan anggota keluarga relatif banyak, dan lingkungan padat penduduk.

“Beberapa tanda Covid-19 terhadap kemiskinan juga mulai terlihat dari jumlah pekerja buruh terdampak, 873 ribu orang dirumahkan, 137 ribu di PHK, 112 juta pelaku usaha mikro dan menengah terguncang. Mereka mungkin tidak miskin, tapi rentan jatuh ke kemiskinan,” jelas Rendy.

“Kita juga perlu merevisit konsep-konsep perkotaan Indonesia: kampung kota, smart, inclusive, beautiful, sustainable cities, dsb. Termasuk konsep ‘modern’: global city, aerotropolis yg jadi gerbang pertama bagi shock dalam jejaring komunitas global,” pungkasnya.