Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lilik Umi Nashriyah: Ibu Hamil Kurang Gizi, Berpotensi Lahirkan Bayi Stunting
Penasihat DWP Kemendes PDTT, Lilik Umi Nashriyah beserta jajaran pengurus DWP melakukan kunjungan Sosialisasi percepatan penurunan Stunting di Desa Jatimulyo, Lampung Selatan, Selasa (7/3). (Foto: Kemendes PDTT)

Lilik Umi Nashriyah: Ibu Hamil Kurang Gizi, Berpotensi Lahirkan Bayi Stunting



Berita Baru, Lampung – Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemendes PDTT Lilik Umi Nashriyah menegaskan bahwa Ibu hamil harus mampu mengatur dan memenuhi kebutuhan gizi yang baik untuk dirinya dan janin dalam kandungannya. 

Menurut Lilik Umi Nashriyah, apabila kebutuhan gizi itu tak terpenuhi, ibu hamil akan berpotensi melahirkan bayi stunting.

“Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar, tahun 2018 sebesar 32 persen anak lahir sudah stunting. Ini diakibatkan karena kurangnya gizi saat kehamilan,” kata Lilik Umi Nashriyah dalam agenda Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting tingkat Desa di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Selasa (7/3), kemarin.

Lilik, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa penanganan stunting dalam pemenuhan kebutuhan gizi dibutuhkan saat prenatal (sebelum melahirkan) maupun post natal (setelah melahirkan). 

Untuk prenatal, ia menyarankan agar dalam keseharian Ibu hamil banyak mengkonsumsi makanan protein hewani, khususnya telur ayam. Ibu hamil perlu memastikan suplai tablet tambah darah tercukupi. 

Menurutnya, tablet tambah darah untuk ibu hamil sangat penting, demi memastikan keseimbangan zat besi tercukupi.  Sebab, asupan zat besi yang cukup bermanfaat untuk menjaga kehamilan agar tetap sehat, serta mendukung kelancaran Ibu hamil saat persalinan.

“Misalkan, pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, serta layanan konsultasi ibu hamil. Pastikan sudah semua ya bu,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Lilik juga mengingatkan agar Ibu hamil perlu memastikan janin berkembang secara ideal dan optimal. Salah satunya melalui pemeriksaan kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) atau melalui layanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang telah dilengkapi alat-alat medis untuk mendeteksi perkembangan janin dalam kandungan. 

“Di samping itu juga meningkatkan layanan pemantauan perkembangan janin selama hamil. Jadi pemeriksaan di Puskesmas sekarang banyak diberikan alat-alat USG,” tuturnya.

Dalam menstimulasi perkembangan janin itu, kata Lilik, Ibu hamil juga perlu mengedukasi tingkat kesehatannya dengan berolahraga. Agar setelah bayi dilahirkan, mampu tumbuh dengan kuat dan sehat. 

Untuk post natal, Lilik mengimbau untuk mengonsumsi makanan pendamping asi yang mengandung protein hewani. 

“Sementara postnatal, stunting secara signifikan pada usia 6 sampai dengan 23 bulan. Ini dimungkinkan akibat kurangnya protein hewani pada makanan pendamping asi, setelah usia 6 bulan,” kata Lilik.

Yang tidak kalah penting, Ibu hamil perlu membekali bayi dengan asi eksklusif yang cukup. Sebab hal itu, berdampak positif pada imunitas tubuh bayi dari gangguan penyakit.

“Kemudian intervensi postnatal, antara lain anjuran pemberian asi eksklusif ya bu,” katanya. “Edukasi mengenai kecukupan gizi untuk makanan pendamping asi,” pungkasnya kemudian.