Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Roket pembawa satelit Iran "Simorgh" diluncurkan di lokasi yang tidak diketahui di Iran, dalam gambar ini diperoleh pada 30 Desember 2021. Foto: Reuters.
Roket pembawa satelit Iran “Simorgh” diluncurkan di lokasi yang tidak diketahui di Iran, dalam gambar ini diperoleh pada 30 Desember 2021. Foto: Reuters.

Langgar Resolusi DK PBB, Prancis Sesalkan Sikap Iran



Berita Baru, Paris – Kementerian Luar Negeri Prancis sesalkan sikap Iran setelah meluncurkan roket yang menurutnya langgar resolusi DK PBB, ditambah itu dilakukan saat Iran sedang mengadakan pembicaraan nuklir di Vienna.

“Kegiatan ini lebih disesalkan karena terjadi pada saat kita membuat kemajuan dalam negosiasi nuklir di Wina,” kata kementerian luar negeri Prancis Jumat (31/12), menambahkan Peluncuran satelit itu melanggar resolusi DK PBB.

Sebelumnya, Iran diketahui tengah meluncurkan roket yang berisi ‘tiga muatan’ misterius ke luar angkasa.

“Tujuan penelitian yang dimaksudkan dari peluncuran ini tercapai,” kata Hosseini, dalam komentar yang disiarkan di televisi pemerintah pada Kamis (30/12).

Dan pada hari itu juga, Iran sedang mengadakan pembicaraan dengan AS untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran 2015 (JCPOA) yang kini sedang berada di ujung tanduk sejak AS meninggalkan perjanjian secara sepihak pada 2018.

Setelah keluar dari perjanjian, AS langsung memberlakukan ‘sanksi keras’ terhadap badan antariksa sipil Iran dan dua organisasi penelitian pada 2019, mengklaim mereka digunakan untuk memajukan program rudal balistik Iran.

“Kami meminta Iran untuk tidak meluncurkan rudal balistik lebih lanjut yang dirancang untuk mampu membawa senjata nuklir, termasuk peluncur luar angkasa,” imbuh pernyataan Kemenlu Prancis, dilansir dari Reuters.

TV pemerintah Iran menunjukkan rekaman pada hari Kamis tentang apa yang dikatakan sebagai penembakan kendaraan peluncuran dari Pusat Luar Angkasa Imam Khomeini di Iran utara saat fajar.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari yang sama bahwa pihaknya mengetahui laporan tentang peluncuran tersebut dan dengan tegas mengatakan peluncuran tersebut menentang resolusi DK PBB yang mengabadikan kesepakatan nuklir 2015.

Seorang diplomat Jerman mengatakan peluncuran tersebut dapat digunakan untuk menguji teknologi rudal balistik yang pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengirimkan senjata nuklir.

Iran menyangkal aktivitas peluncuran luar angkasanya adalah kedok untuk pengembangan rudal balistik dan bersikukuh tujuannya adalah ‘damai’.

Iran meluncurkan satelit pertamanya Omid (Harapan) pada tahun 2009 dan satelit Rasad (Pengamatan) juga dikirim ke orbit pada Juni 2011.

Pemerintah Iran mengatakan pada 2012 bahwa mereka telah berhasil menempatkan satelit ketiga buatan dalam negerinya ke orbit, yaitu Navid atau yang jika diterjemahkan berarti Janji.

Pada April 2020, Iran mengatakan berhasil meluncurkan satelit militer pertama negara itu ke orbit, menyusul upaya peluncuran yang gagal berulang kali pada bulan-bulan sebelumnya.