Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dua tentara Kirgistan menjaga fasilitas pasokan air di luar desa KokTash dekat perbatasan Kirgistan-Tajikistan. Foto: Vladimir Voronin/AP.
Dua tentara Kirgistan menjaga fasilitas pasokan air di luar desa KokTash dekat perbatasan Kirgistan-Tajikistan. Foto: Vladimir Voronin/AP.

Korban Tewas Perang Tajikistan-Kirgizstan Bertambah Menjadi 81 Orang



Berita Baru – Perang Tajikistan-Kirgiztan kembali memakan korban tewas, dengan Tajikistan mengatakan 35 warganya tewas selama bentrokan terbaru di perbatasan dengan Kirgizstan, sehingga korban tewas secara keseluruhan menjadi sedikitnya 81 orang pada Senin (19/9).

Kementerian Luar Negeri Tajikistan mengatakan 35 warganya yang tewas itu termasuk warga sipil, wanita dan anak-anak, menambahkan sedikitnya 139 orang lainnya terluka saat berperang di perbatasan barat daya pada Minggu (18/9) malam.

“Mereka tembakan militer Kirgistan menewaskan lima anggota keluarga yang sama, termasuk seorang gadis 6 tahun, seorang anak 5 tahun dan seorang wanita di bulan kedelapan kehamilan di Jamoat Chorkuh,” kata Kementerian Luar Negeri Tajikistan dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, korban tewas yang diumumkan Tajikistan ada 24 orang.

Sementara itu, korban tewas di pihak Kirgizstan naik menjadi 46 orang.

Dengan jumlah korban tersebut, perang kedua negara tetangga itu menjadi gejolak yang terburuk dari kedua negara itu dalam beberapa tahun.

Kirgizstan mengatakan hampir 136.000 penduduk juga dievakuasi dari desa-desa dekat Tajikistan.

Kedua negara bekas Uni Soviet sekarang menjadi bagian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia tetapi mereka secara teratur meningkatkan ketegangan.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu menyerukan “tidak ada eskalasi lebih lanjut” antara Kirgistan dan Tajikistan.

Dalam panggilan telepon dengan para pemimpin negara-negara Asia Tengah, Putin juga mendesak mereka untuk “mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan situasi sesegera mungkin dengan cara-cara damai, politik dan diplomatik yang eksklusif”.

Pada hari Jumat (16/9), kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata tetapi pertempuran tetap berlanjut pada Sabtu (17/9), dengan kedua belah pihak saling menuduh melanggar perjanjian.

Sabtu (17/9) malam berlalu “dengan tenang, tanpa insiden” kata pihak berwenang Kirgistan pada Minggu pagi.

“Kepemimpinan negara mengambil semua langkah untuk menstabilkan situasi, mencegah upaya eskalasi … dengan cara damai,” tambah mereka.

Hingga pada Minggu (17/9) sore, pihak berwenang Kirgistan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan situasi di perbatasan “tetap tenang, cenderung stabil”. Namun pada Minggu malam, bentrokan kedua negara kembali terjadi.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres meminta kepemimpinan kedua belah pihak “untuk terlibat dalam dialog untuk gencatan senjata yang langgeng.”

Sengketa perbatasan telah menghantui bekas republik Soviet selama tiga dekade kemerdekaan mereka. Sekitar setengah dari perbatasan sepanjang 970 kilometer (600 mil) mereka masih harus dibatasi.

Bentrokan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kedua negara terjadi pada tahun 2021, menewaskan sedikitnya 50 orang dan meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.