Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kolaborasi Menjadi Kunci Penanganan COVID-19

Kolaborasi Menjadi Kunci Penanganan COVID-19



Berita Baru, Jakarta – Direktur Jenderal Kerjasama Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani mengatakan, upaya diplomatis Indonesia telah berhasil mengamankan ratusan juta vaksin untuk mencapai target program vaksinasi nasional.

“Vaksin ini jumlahnya terbatas dan kita berebut dengan banyak negara di dunia. Upaya diplomatis kita sampai 8 Agustus 2021 pemerintah telah mampu mengamankan setidaknya 180.072.080 dosis vaksin,” terang Kadir.

Hal itu ia sampaikan dalam Webinar bertajuk “Kerjasama Internasional Penanggulangan Covid-19” yang diselenggarakan oleh Keluarga Besar Airlangga (Kalingga) pada Selasa (10/8) beberapa haril lalu.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh narasumber lain yaitu Direktur Eksekutif Yayasan ALIT Indonesia Yuliati Umrah, dan Deputy Director of Environmental Governance The Asia Foundation (TAF) R. Alam Surya Putra.

Abdul Kadir juga menambahkan bahwa diplomasi kesehatan pemerintah di masa pandemi Covid-19 tidak hanya vaksin tetapi juga penyediaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan bahkan juga upaya penguatan kemandirian industri kesehatan nasional.

Kolaborasi Menjadi Kunci Penanganan COVID-19

Sementara itu Deputy Director of Environmental Governance The Asia Foundation (TAF) R. Alam Surya Putra menjelaskan, bahwa semua pihak termasuk pemerintah, masyarakat dan bahkan organisasi tempat ia bekerja harus bisa menyesuaikan diri dengan situasi COVID-19.

“Situasi COVID-19 saat ini memaksa kita merubah, bukan hanya kebiasaan dan perilaku, tetapi juga aturan, cara pandang dan banyak instrument-instrument yang harus disesuaikan, dalam jangka waktu yang belum diketahui,” kata Alam memulai presentasinya.

Alam juga mencontohkan, penyesuaian terhadap situasi COVID-19 tersebut telah dilakukan oleh TAF melalui penerapan kebijakan work from home (WFH), kegiatan berbasis online, perubahan instrument kerjasama dengan mitra, pengembangan tim manajemen krisis, serta monitoring dan evaluasi secara berkala.
“Kegiatan-kegiatan yang didukung oleh TAF harus dipastikan tidak menjadi klaster baru atau menjadi bagian dari penyebar penularan COVID-19 di Indonesia. Untuk itu kita sangat hati-hati di dalam mengambil keputusan di dalam melakukan kegiatan,” jelas Alam.

Lebih lanjut Alam menguraikan, penanganan COVID-19 di Indonesia tidak bisa parsial dan berjalan sendiri-sendiri. Semua pihak harus bisa berkolaborasi dan bersinergi.

“Pendekatan kolaborasi, sinergi dan kemitraan itu merupakan kata kunci yang penting untuk diterapkan dalam bekerja, termasuk untuk penanganan COVID-19,” terang Alam.

Prinsip kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas masyarakat, imbuhnya, merupakan sebuah sinergi yang harus terus digulirkan.

“Jadi ini tidak bisa dipecah-pecah, tetapi ini menjadi satu kesatuan yang harus menjadi bagian dari sinergi yang lebih baik,” tegas Alam.