Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

KLHK Optimis 2030 Indonesia Stop Bangun TPA
Dirjen Pengelolaan PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati. (Foto: Detik.com)

KLHK Optimis 2030 Indonesia Stop Bangun TPA



Berita Baru, Jakarta – Dirjen Pengelolaan PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pihaknya optimis Indonesia tidak akan membangun TPA pada tahun 2030 mendatang. 

Menurut Rosa Vivien Ratnawati, Ditjen Pengelolaan PSLB3 KLHK akan mendayagunakan TPA yang sudah ada serta melakukan Landfill Mining jika TPA masih penuh.

“Nah sehingga kita punya cita-cita di tahun 2030 tidak akan ada TPA di bangun baru di seluruh Indonesia. Artinya adalah kita mendayagunakan TPA yang ada, kalau yang masih penuh dan sebagainya kita lakukan seperti Jakarta lakukan di landfill mining tadi,” kata Rosa, Minggu (19/2).

Baginya, Hari Penulisan Sampah Nasional (HPSN) adalah momentum untuk sampah dapat didayagunakan. Hal itu juga dapat mendukung kontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca. Sehingga, dapat mendorong sampah agar tidak dibuang ke TPA lagi.

“Dan momentum HPSN yang kita laksanakan pada tahun 2023 ini adalah momentum bagaimana sampah itu menjadi sesuatu yang berguna. Bahkan menjadi salah satu yang menjadi memberikan kontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca,” ungkap Rosa

“Oleh karena itu, seperti yang tadi saya sudah sampaikan bahwa kita mau dorong sampah ini bagaimana tidak dibuang ke TPA lagi,” lanjutnya.

Pada kesempatan itu Rosa menjelaskan bahwa DKI Jakarta sudah mulai mengelola sampah yang terdapat di Bantar Gebang untuk menerapkan Landfill Mining. Hal itu akan membuat sampah menjadi bahan baku yang lebih sederhana.

“DKI Jakarta sudah mulai bagaimana sampah tersebut yg ada di Bantar gebang itu yang pertama di landfill mining artinya kaya di tambang,tapi ngambil tambangnya bahan bakunya sampah itu menjadi sederhana. Berikan sampah untuk dibakar di pabrik semen jadi mengganti cofairing batu bara 10%,” tutur Rosa.

Rosa juga menyebut, sampah organik akan dikelola menjadi bahan pupuk kompos, magot dan sebagainya. Sedangkan anorganik, akan menjadi bahan baku daur ulang.

“Dan yang lain adalah mendayagunakan sampah-sampah itu dikelola lanjutan ada organik, anorganik. Yang organik kemudian menjadi pupuk kompos jadi magot dan sebagainya. Yang anorganik menjadi bahan baku daur ulang,” imbuh Rosa.

Oleh sebab itu, menurutnya HPSN ini merupakan momentum yang bagus. Dia pun optimis dengan komitmen pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk Jakarta bisa bersih.

“Jadi disini merupakan momentum yang bagus sekali dan saya tadi juga mendengar pak deputi Gubernur DKI menyampaikan komitmen pemerintah provinsi DKI saya optimis DKI Jakarta bisa bersih,” tutup Rosa.