Kepala BNPT dan Pj Gubernur Jateng Apresiasi Program Sekolah Damai Wahid Foundation
Berita Baru, Jateng – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Eddy Hartono melakukan kunjungan ke SMAN 13 Semarang untuk melihat langsung praktik baik implementasi Program Sekolah Damai yang digagas oleh Wahid Foundation sejak 2017 dengan dukungan Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ 2).
Sejak 2022, melalui kerja sama multi pihak dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Program Sekolah Damai telah diterapkan di 79 SMA/SMK favorit di Jawa Tengah, termasuk SMAN 13 Semarang sebagai salah satu model terbaiknya. Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah mengesahkan 79 SMA/SMK tersebut melalui Keputusan Gubernur Nomor 300/1 Tahun 2024
Program Sekolah Damai merupakan inisiatif Wahid Foundation yang mengedepankan metode partisipatif, kolaboratif, dan kreatif untuk mengatasi intoleransi dan ekstremisme kekerasan di lingkungan pendidikan. Diluncurkan sejak tahun 2017 di beberapa provinsi, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, program ini terus berkembang sebagai pendekatan strategis dalam mendukung pendidikan toleransi dan perdamaian.
Kepala BNPT, Eddy Hartono mengapresiasi keberhasilan Program Sekolah Damai dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan harmonis. Program ini, menurutnya, telah menjadi salah satu bentuk nyata implementasi Perpres Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencegahan Ekstremisme.
“Kehadiran kami di Jawa Tengah kali ini bertujuan untuk melihat hasil konkret dari Program Sekolah Damai. Berdasarkan evaluasi terhadap 135 target aksi dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan Ekstremisme, sebanyak 132 aksi telah berhasil diselesaikan. Capaian ini memberikan dasar kuat bagi kami untuk melanjutkan RAN PE ke fase kedua, yang direncanakan berlangsung pada tahun 2024 hingga 2029,” ujar Eddy Hartono seperti dikutip dari siaran resmi Wahid Foundation, Jumat (13/12/2024).
Ia juga menyoroti praktik baik yang telah diterapkan di SMAN 13 Semarang sebagai salah satu model keberhasilan. Program ini, katanya, tidak hanya menjadi contoh pelaksanaan kebijakan, tetapi juga best practice yang patut diterapkan di sekolah-sekolah lainnya. “Saya mendukung penuh agar Program Sekolah Damai dapat diperluas ke seluruh sekolah di Jawa Tengah, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara lebih luas,” tambahnya.
Lebih jauh, Eddy Hartono menekankan pentingnya kolaborasi dalam pelaksanaan RAN PE. Program ini dirancang untuk melibatkan berbagai elemen masyarakat, tidak terbatas pada kementerian dan lembaga pemerintah. Dengan memperkuat sinergi, ia optimis RAN PE fase kedua akan membawa hasil yang lebih baik dan melibatkan lebih banyak pihak dalam menciptakan masyarakat yang damai, inklusif, dan tangguh terhadap ekstremisme.
“Kami berharap RAN PE fase kedua dapat terus berkembang dengan kolaborasi yang lebih luas dan inovasi yang lebih baik,” tutupnya.
Sementara itu, Pj. Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana menegaskan bahwa masa depan bangsa Indonesia berada di pundak generasi muda saat ini. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pencegahan sejak dini agar generasi muda tidak terpapar ideologi radikal.
“Kami sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Wahid Foundation yang telah menginisiasi program Sekolah Damai. Saya percaya, program ini akan menciptakan sekolah yang pro toleransi dan anti kekerasan.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas sektor untuk melindungi generasi muda dan memastikan mereka menjadi tunas bangsa yang unggul. “Melalui sinergitas ini, kita bersama-sama membangun perlindungan bagi anak-anak kita, yang akan menjadi kunci tercapainya bonus demografi dan visi Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Kerja sama yang erat, menurutnya, sangat penting untuk mengawal generasi muda dari paparan ideologi radikal yang dapat merongrong persatuan dan integritas bangsa. Dengan langkah preventif ini, Nana berharap program-program seperti Sekolah Damai dapat terus berkembang dan memberikan dampak yang lebih luas bagi generasi penerus.
Development and Policy Advisor Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi menyampaikan terima kasih kepada BNPT yang telah membuka pintu lebar bagi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) untuk berkolaborasi dalam pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan.
“Saya juga menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Diantara pilot Sekolah Damai yang terbaik adalah di Jawa Tengah,” tutur Mujtaba.
Ia menjelaskan bahwa Program Sekolah Damai telah diintegrasikan secara formal melalui Peraturan Gubernur Nomor 35 tentang Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan. Lebih dari itu, program ini juga diperluas menjadi 79 Sekolah Damai di seluruh Jawa Tengah, sebagaimana diatur dalam Keputusan Gubernur Nomor 300/1 Tahun 2024 tentang Sekolah Damai di Jawa Tengah.
Program Sekolah Damai kemudian diintegrasikan melalui Peraturan Gubernur Nomor 35 tentang Pencegahan Ekstremisme berbasis Kekerasan. Kemudian diadopsi dan diperluas menjadi 79 Sekolah Damai se Jawa Tengah yang juga dituangkan dalam Keputusan Gubernur Nomor 300/1 tahun 2024 tentang Sekolah Damai di Jawa Tengah.
Mujtaba juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran kepala sekolah, Kelompok Kerja (Pokja) Sekolah Damai, dan para fasilitator yang telah bekerja keras dalam memaksimalkan implementasi program ini. “Upaya mereka yang tidak kenal lelah menjadi salah satu pilar keberhasilan Program Sekolah Damai di Jawa Tengah,” tutupnya.