Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kemah Rohis Jateng II Virtual Tekankan Pentingnya Islam Berkebudayaan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menyampaikan materi

Kemah Rohis Jateng II Virtual Tekankan Pentingnya Islam Berkebudayaan



Berita Baru, Jakarta – Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) menyelenggarakan Kemah Rohis Jateng ke- II yang dilaksanakan secara virtual. Acara ini menekankan terhadap seputar Islam yang selaras dengan kebudayaan di Indonesia.

Kemah Rohis ini dihadiri oleh sekitar 750 peserta dari pelajar SMA/SMK se-Jateng dan diselenggarakan selama Senin-Rabu 21-22 Desember 2020 via Zoom Meeting. Harapannya, para pelajar di Jawa Tengah dapat memiliki pemahaman keagamaan yang inklusif.

Hadir menjadi narasumber dalam acara tersebut adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kalis Mardiasih, dan Direktur Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi.

“Keberislaman orang-orang tua kita, khususnya Ibu, sebenarnya sudah jauh lebih Muslimah daripada mereka yang mau keluar ke Indomaret saja harus dengan mahram,” kata Kalis yang juga anggota Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Nasional Gusdurian saat menyampaikan materi.

Sementara itu, Ganjar Pranowo juga banyak mengisahkan bagaimana keberislaman masyarakat Indonesia sudah lebih dari cukup.

“Kalau kita melihat tradisi takjil di masjid-masjid saat Bulan Ramadan dan beberapa tetengga Katolik yang turut mengucapkan selamat lebaran kepada kita, maka itulah Islam. Jadi, antara budaya kita dan Islam tidak perlu dipertentangkan. Islam itu ramah,” tutur Ganjar sembari beberapa kali tampak merespons beberapa komentar dari peserta.

Lebih lanjut, Direktur Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi mengatakan keselarasan antara agama dan budaya linier dengan cita-cita Jawa Tengah saat ini, yakni menjadi laboratorium pendidikan nasional.

“Seperti yang saya dengar di pengantar acara, Jawa Tengah berencana menjadi lab pendidikan nasional, sehingga tema tentang kebangsaan, keberislaman, dan tantangan global ini tentu menemukan momentumnya,” jelas Hamdi.

“Minimal diskusi ini adalah bagian dari upaya menuju Jawa Tengah sebagai lab pendidikan nasional,” pungkasnya.