Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kelompok Suku di Vanuatu Meyakini Philip Sebagai Perwujudan Mesias
(Foto: Sputnik News)

Kelompok Suku di Vanuatu Meyakini Philip Sebagai Perwujudan Mesias



Berita Baru, Internasional – Kematian Pangeran Philip, Duke of Edinburgh, pada Jumat (9/4), telah menjadi momen kesedihan yang besar bagi Inggris dan Persemakmurannya. Tetapi bagi suku kecil yang tinggal di pulau Tanna di Vanuatu, kepergin Philip sangat menyesakkan, karena mereka percaya bahwa kerajaan adalah sesuatu yang ilahi.

Di Vanuatu, terdapat sebuah kelompok yang menamakan diri dengan ‘Gerakan Pangeran Philip.’ Terbentuk dari tahun 1950-an dan didasarkan pada legenda lokal, kelompok ini mengatakan bahwa roh dari Tanna yang berwujud pria kulit putih akan bepergian ke luar negeri untuk berperang dan kemudian menikahi seorang wanita yang kuat, sebelum kembali kepada mereka.

Pangeran Philip lahir di Yunani dan kemudian pergi ke Inggris, bergabung dengan militer dan bertempur dalam Perang Dunia Kedua. Philip kemudian menikasi seorang perempuan yang kuat bernama Elizabeth.

Ketika koloni Inggris datang ke Vanuatu, para anggota suku melihat foto Philip dan menyimpulkan bahwa dia adalah inkarnasi Roh yang diyakininya. Setiap tahun, mereka merayakan hari ulang tahun Duke dengan tari-tarian dan meminum obat kava upacara.

Keyakinan mereka diperkuat ketika kerajaan itu sendiri mengunjungi Vanuatu dan bertemu dengan anggota gerakan tersebut.

“Saya melihatnya berdiri di geladak dengan seragam putihnya dan saya tahu bahwa dia adalah Mesias yang sebenarnya”, kata Kepala Jack dari Yaohnanen.

Pada tahun 2007, mereka bertemu lagi dengan sang Mesias, ketika lima orang dari suku tersebut berpartisipasi dalam program televisi Inggris yang disebut “Meet The Natives.”  Program tersebut menyiarkan kunjungan para pria suku untuk mengunjungi Inggris dan tinggal di sana selama beberapa minggu bersama keluarga Inggris. Pangeran Philip bertemu dengan anggota suku di Istana Buckingham.

Meskipun anggota Gerakan Pangeran Philip tinggal di hutan dan tidak memiliki alat komunikasi, mereka diberitahu tentang kematian Pangeran Philip oleh seorang antropolog yang tinggal di Tanna. Berita itu membuat marah para anggota gerakan dan kesedihan yang tak terbendung.

“Mereka harus mengirim pesan ke kebun ubi agar seluruh anggota suku tahu. Mereka sangat, sangat sedih. Para pria diam dan menunduk. Banyak di antara para wanita hanyut dalam kesedihan dan banyak dari mereka menangis “, kata Mary Niere, seorang akuntan di White Grass Ocean Resort and Spa.

Menurut sebuah laporan, suku tersebut akan melangsungkan upacara duka atas kematian Pangeran Philip dengan tarian seremonial dan alunan musik, yang akan berlangsung selama berminggu-minggu. Namun, kelompok tersebut yakin bahwa arwah Pangeran Philip tidak akan pernah mati dan akan kembali ke Tanna.

Mereka berharap bahwa kabar kepergian Philip bukan kenyataan, karena Duke sendiri pernah mengatakan bahwa reinkarnasinya akan sangat jahat.

“Jika saya bereinkarnasi, saya ingin kembali sebagai virus yang mematikan, untuk berkontribusi dalam mengatasi kelebihan populasi”, kata Pangeran Philip suatu kali.