Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Vaksin Lokal Terbatas, Kuba Mulai Gunakan Sinopharm China
Signage Sinopharm terlihat di China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2020, setelah wabah COVID-19, di Beijing, China 5 September 2020. REUTERS/Tingshu Wang/File Photo

Vaksin Lokal Terbatas, Kuba Mulai Gunakan Sinopharm China



Berita Baru, Havana – Mulai hari ini, Minggu (29/8), Kuba akan mulai menggunakan vaksin Sinopharm dari China dalam upaya memerangi pandemi COVID-19.

Kepala Institut Vaksin Finlay Kuba, Vicente Verez mengumumkan bahwa otoritas kesehatan akan menerapkan dua dosis Sinopharm yang dikombinasikan dengan booster Kuba di provinsi tengah Cienfuegos mulai Minggu, menurut kantor berita pemerintah provinsi, 5deSeptiembre, dikutip dari Reuters.

Menurut 5deSeptiembre, kemanjuran dua dosis vaksin Sinopharm di atas 90 persen. Namun tidak ada rincian dari mana data itu berasal.

Organisasi Kesehatan Dunia memberikan persetujuan darurat untuk tembakan Sinopharm pada bulan Mei.

Penggunaan vaksin dari luar ini dinilai kontradiktif, mengingat pihak berwenang juga mengatakan awal bulan ini bahwa mereka akan mampu memproduksi cukup vaksin untuk seluruh warga Kuba pada September.

“Tampaknya jelas keputusan untuk menerapkan Sinopharm di Cienfuegos terkait dengan terbatasnya ketersediaan vaksin Kuba dan urgensi yang disebabkan oleh ledakan kasus,” kata ahli virus Kuba yang berbasis di Brasil, Amilcar Perez Riverol.

Kementerian kesehatan telah mengatakan pada bulan Mei bahwa rencananya adalah untuk memvaksinasi 70% populasi pada bulan Agustus tetapi sejauh ini baru mencapai sekitar 30%, kata Perez Riverol.

Sementara itu, Kuba menjadi salah satu negara dengan angka kasus COVID-19 tertinggi di dunia.

Situasi itu semakin rumit lantaran sanksi AS terhadap negara itu dan menyebabkan kurang tersedianya barang-barang pokok termasuk obat-obatan hingga pada bulan lalu memicu protes warga secara nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pihak berwenang Kuba memuji sumbangan peralatan medis dan makanan sejak protes dari sekutu seperti China meskipun tidak jelas apakah vaksin itu disumbangkan atau dibeli.