Kejayaan Ekonomi Cina Semakin Sulit untuk Diterima Dunia
Berita Baru , Hong Kong – Pemulihan cepat Ekonomi China dari masa pandemi (Covid-19) akan semakin sulit diterima oleh dunia pada tahun 2021.
Dilansir dari Reuters.com , Pemulihan cepat China dari pandemi Covid-19 setelah beberapa waktu lalu pertama muncul di Wuhan membuat Presiden Xi Jinping dapat memulai kembali operasi pabrik dengan cepat dan lebih awal.
Hal ini membantu perusahaan di China untuk merebut rekor pangsa pasar ekspor Dengan renminbi (mata uang china Yuan) yang kuat, serta kebangkitan kegiatan M&A (akuisisi dan merger perusahaan ) di luar negeri akan terus berdatangan selanjutnya. Dengan ini, Pemerintaahan terutama di negara berkembang, akan menemukan uang tunai China sulit untuk ditolak oleh mereka.
Tidak mengherankan jika Ekonomi China telah mengungguli segalanya, Pada awalnya negara tersebut memasuki masa resesi, kejadian tersebut membantu negara itu untuk melompat keluar lebih dulu dari resesi.
Bahkan saat China menutup pusat penyebaran virus di Hubei, nyatanya penerbangan dari China terus berjalan dan muncul di bandara luar negeri. Hal ini membantu memicu pandemi global yang telah menyusutkan ekonomi global sebesar 5% pada tahun 2020, (menurut perkiraan Bank Dunia).
Itulah sebabnya mengapa orang Eropa dan Amerika mungkin menganggap kinerja perdagangan China baru-baru ini “menyebalkan”. Pada bulan Juli, pangsa ekspor global China mencapai kenaikan rekor hingga 14%. Sebagai nominal pangsa yang tidak dinikmati oleh negara mana pun sejak Amerika Serikat pada tahun 1981 lalu.
Ekspor berdasarkan nilai juga meningkat 3% tahun-ke-tahun dan pada bulan itu menjadi sebesar $ 158 miliar (2.2 kuadriliun Rupiah). Bahkan hal ini terjadi disaat ekspor negara maju menyusut hingga 7%. Singkatnya, permintaan dari luar negeri jauh lebih mendukung pemulihan China daripada sebaliknya.
Lonjakan defisit (penyusutan ekspor) ini sebagian disebabkan oleh dominasi peralatan medis Tiongkok, dan pariwisata lepas pantai yang tertahan, yang dimana keduanya akan pulih. Meski begitu, pabrikan Tiongkok mengeksploitasi dengan membingungkan pesaing asing. Contohnya Zoomlion, sebagai saingan berat perusahaan alat berat Caterpillar, melaporkan setengah pendapatan nya dimana akhirnya mereka berhasil mematahkan “monopoli jangka panjang” dari pesaing Barat (Caterpillar) di Malaysia.
Sepertinya dilihat dari pola, akan ada gangguan lain yang terjadi kedepannya. Seperti Yuan yang telah menguat lebih dari 6% terhadap dollar pada tahun 2020, hal ini memposisikan China Inc untuk memulai kembali (mereset ulang) pembuatan kesepakatan di luar negeri, yang sebelumnya turun setelah pemerintah asing (barat) mulai memblokir transaksi dan Beijing menjadi khawatir tentang permainan neraca dagang yang berlebihan.
Kekuatan baru mata uang ini membuat Beijing mendorong investasi ke luar untuk mengimbangi arus masuk spekulatif. Sementara ketegangan diplomatik dapat mempertahankan hambatan di pasar Barat, negara-negara miskin seperti Turki, di mana yuan telah terapresiasi 29% terhadap lira (Turki) pada pertengahan Desember, mungkin dapat membiarkan para pengusaha kaya di China untuk mempekerjakan tenaga kerja lokal di Turki. Seperti contohnya, perusahaan raksasa milik negara (China) sudah mengambil aset di Amerika Latin.
Bagi para politisi yang mencoba menahan China sebelum Covid-19 menghancurkan ekonomi mereka, dengan membiarkan China mengambil aset yang tertekan mungkin menjadi pil pahit untuk ditelan para politisi negara berkembang. Mereka mungkin harus menahan hal tersebut untuk terjadi.