Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Angkatan Laut AS
(Foto: MCSN Leonard Adams)

Kalah Saing dengan Cina, Angkatan Laut AS Akan Beli Ratusan Rudal



Berita Baru, Internasional – Ketika angkatan laut Cina terus tumbuh baik dalam hal kapasitas dan kemampuan, kini Pentagon menanggapinya dengan lebih serius dari sebelumnya. Permintaan anggaran Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) pada tahun 2021 mengalami peningkatan hampir dua kali lipat. Anggaran itu banyak diakomodasikan dalam rudal anti-kapal selama lima tahun ke depan, termasuk desain rudal jarak jauh yang lebih baru. Namun, mereka belum bisa menandingi senjata rudal jarak jauh Beijing.

Permintaan anggaran Angkatan Laut AS tahun 2021 banyak dianggarkan pada pembelian rudal anti-kapal sebagai respons terhadap peningkatan kapasitas dan kemampuan People’s Liberation Army Navy atau PLAN (Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat) dari Cina. Kemampuan dan kapasitas dari PLAN sendiri kini sudah melampaui Angkatan Laut AS dan telah mulai mengeksplorasi operasi blue-water.

Permintaan anggaran tersebut mencakup pembelian 1.625 rudal dari berbagai jenis, termasuk serangkaian rudal jarak jauh. Permintaan anggaran ini meningkat hampir 20 kali dari anggaran lima tahun lalu (2016).

Menurut Defense News, Angkatan Laut AS ingin membeli: 189 Rudal Strike Naval; 210 Rudal Long-Range Anti-Surface (LRASM); 451 kit untuk meng-upgrade rudal Tomahawk cruise menjadi rudal Maritime Strike Tomahawks; dan 775 buah senjata anti serangan udara, yaitu SM-6 Raytheon, versi modifikasi dari Rudal Aktif RIM-174 Standard Extended Range.

Eric Sayers dari Pusat Keamanan Amerika Baru dan selaku mantan staf Komando Indo-Pasifik AS senior mengatakan, “Anggaran ini adalah pertanda bagus terkait niat Angkatan Laut yang akhirnya mulai serius dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas inventaris rudal anti-kapal.”

Ia juga menambahkan, “Permintaan untuk LRASM, Rudal Strike Naval dan Maritime Strike Tomahawks adalah titik balik yang nyata dalam keseriusan anggaran anti-kapal.”

Kalah Saing dengan Cina, Angkatan Laut AS Akan Beli Ratusan Rudal
Peluncur Rudal Tomahawk

“Sekarang kami bergerak untuk membeli sejumlah LRASM. Dan alangkah baiknya jika langkah Angkatan Laut itu diintegrasikan dengan para pejuang dalam skala yang lebih besar,” kata ujar Eric Sayers. Ia menambahkan, “Dan lebih menggembirakan bahwa sekutu kita seperti Australia dan Jepang juga bergerak secara bersamaan untuk mendapatkan senjata-senjata canggih ini.”

The Defense Security Cooperation Agency atau DSCA mengumumkan pekan lalu bahwa 200 LRASM telah dijual ke Australia dengan harga 990 juta dolar untuk menopang pasukan angkatan lautnya yang sedang berkembang. Angkatan Laut Australia juga direncanakan akan mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun ke depan sebagai respon terhadap PLAN.

Adu Jarak

Banyak dari rudal yang akan dibeli oleh Angkatan Laut AS cenderung lebih mengutamakan pada peningkatan jangkauan tembak. Ini dilakukan dalam upaya untuk mengimbangi jangkauan tembak rudal anti-kapal yang luar biasa dari Cina.

Seperti yang dilaporkan Sputnik, dalam hal senjata rudal, PLAN menangani dengan sangat serius. Bahkan mereka membentuk cabang khusus untuk menangani senjata rudal yaitu PLA Rocket Force (PLARF). PLARF tidak luput berupaya mengembangkan serangkaian senjata rudal jarak jauh untuk menjaga agar kapal Angkatan Laut AS tetap jauh dari pantai Cina.

Rudal ini termasuk YJ-12, dengan jangkauan 400 kilometer; YJ-18, dengan jangkauan 540 kilometer; dan rudal anti-kapal supersonik CM-401, dengan jangkauan 290 kilometer. Yang lebih berbahaya adalah dua rudal balistik anti-kapal PLA: pertama, diduga merupakan turunan dari rudal balistik jarak menengah Dong Feng-21 dengan jangkauan yang sangat luas, diyakini oleh intelijen AS rudal balistik itu memiliki kisaran jangkauan antara 3.000 dan 4.000 kilometer; dan kedua, diyakini sebagai rudal balistik jarak pendek yang dimodifikasi, yang memiliki jangkauan 900 kilometer. Kedua senjata tersebut adalah rudal balistik yang diluncurkan melalui udara, yang ditembakkan dari pesawat pembom Xian H-6 yang dimodifikasi.

Kalah Saing dengan Cina, Angkatan Laut AS Akan Beli Ratusan Rudal
Gambar dari pesawat pembom Xian H-6N Cina yang membawa air-launched ballistic missile  (ALBM) atau rudal balistik yang diluncurkan udara. Gambar ini dadapatkan dari majalah “Modern Ships”

Sputnik telah melaporkan bahwa jangkauan rudal Cina sangat besar, melebihi jangkauan radar kapal AS. Hal itu bisa menimbulkan bahaya khusus dan sangat mematikan mengingat pengalaman Inggris dalam Perang Falklands.

Sebagai perbandingan, Rudal Naval Strike yang dibuat oleh Kongsberg memiliki jangkauan operasional antara 185 sampai 555 kilometer, dan LRASM jangkauannya hanya 370 kilometer. Namun, modifikasi Tomahawk “Maritime Strike Tomahawk”, yang direncanakan mulai beroperasi pada 2023, akan memiliki jangkauan sekitar 1.600 kilometer.

“Itu adalah celah yang sangat besar,” ujar Robert Haddick selaku penasihat US Special Operations Command dan tamu kehormatan di Mitchell Institute for Aerospace Studies kepada Reuters pada bulan Mei lalu. Akan tetapi, beberapa celah dalam adu jarak itu dapat diatasi dengan memperluas jarak pengintaian pada horizon. Hal itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan drone atau helikopter seperti helikopter drone MQ-8C Fire Scout.

Pertumbuhan Kekuatan Cina

PLAN sudah lebih besar dari Angkatan Laut AS; Cina mempunyai 300 kapal dan AS mempunyai 290 kapal. Defense News mencatat bahwa PLAN diperkirakan akan terus meningkatkan angkatan laut nya hingga 420 kapal pada tahun 2035. Sementara, rencana ambisius AS dalam meningkatkan Armada Angkatan Lautnya berjumlah 355 kapal pada tahun 2030.

Di samping itu, peningkatan PLAN tidak hanya dalam kapasitas tetapi juga dalam kecanggihan. Kapal perang yang sudah tua digantikan dengan kapal perang yang baru dan lebih canggih. Pada bulan Januari, PLAN menugaskan kapal penjelajah peluru kendali Tipe 055 pertamanya, yaitu Nanchang. Nanchang adalah kapal perang terbesar di Asia dan terbesar kedua di dunia setelah kapal Zumwalt milik Angkatan Laut AS. Tahun lalu, PLAN menugaskan kapal induk pertama yang dirancang dan dibangun di dalam negeri, Shandong. PLAN juga akan menyelesaikan pembangunan kapal serbu amfibi pertama, Tipe 075 yang belum disebutkan nama resminya.


PenerjemahIpung
SumberSputnik