Kabar Duka, Dua Aktivis PMII dan GP Ansor Bawean Gresik Tutup Usia
Berita Baru, Gresik – Suasana duka menyelimuti kalangan aktivis mahasiswa di Kabupaten Gresik, dua pemuda bernama Abdul Fayyad (25) dan Asy’ari (28), asal Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean tutup usia setelah tenggelam saat menjaring ikan di Laut Pulau Bawean.
Dua pemuda yang sama-sama punya tanggung jawab keluarga itu dikenal sebagai aktivis dan organisator di Pulau Bawean. Mulai organisasi kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bawean, hingga Pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bawean.
“Saya bersaksi kedua korban mati Sahid, di hari yang mulai Jumat dan meninggal saat mencari nafkah untuk keluarga,” ucap sahabat korban Guntur dengan meneteskan air matanya.
Atas meninggalnya kedua kader terbaik di Bawean itu, Guntur mengungkapkan, PMII dan GP Ansor Bawean berduka dan sangat kehilangan sosok berjiwa patriot dan totalitas dalam berkhidmat di organisasi.
“Sebutan itu tak lepas dari totalitas dan solidaritas kepada organisasi dan keluarga,” jelas dia.
Kedua pemuda itu meninggal setelah terseret arus gelombang laut saat mencari ikan di Perairan Laut Dusun Telukkemur, Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak Pulau Bawean kemarin petang, sekitar pukul 17. 30 WIB, Jumat (12/8). Korban Fayad lebih dulu ditemukan. Sementara Asy’ari baru ditemukan siang tadi sekitar pukul 12.30 WIB, Sabtu (13/8).
Semula, korban Fayad dan Asy’ari bersama dua rekannya Sahlul dan Safir sedang menebar jaring ikan di lokasi kejadian sekitar pukul 15. 15 WIB. Saat menebar jaring kedua kalinya. Korban Fayad ditegur rekannya agar tidak melewati area yang terdapat lubang dan arus laut.
Namun korban Fayad pun sudah terlanjur berjalan hingga terperosok dan jatuh terbawah arus. Mirisnya korban juga tidak lihai berenang. Korban pun tenggelam. Satu per satu rekannya menolong korban yang sudah tenggelam. Safir berusaha berenang menyelamatkan korban, namun tidak berhasil lantaran tidak kuat berwenang.
Korban Asy’ari pun akhirnya langsung melompat ke air menolong Fayad dan Safir. Maksud hati menolong korban, namun takdir berkata lain. Asy’ari justru ikut tenggelam dan meninggal dunia.
Melihat kondisi itu, rekan Sahlul langsung menuju ke pinggir bibir pantai untuk meminta pertolongan warga sekitar. Sahlul pun membawa perahu kecil (jukong kalotok istilah Bawean) tanpa mesin ke tengah laut lokasi kedua korban tenggelam. Akhirnya Safir terselamatkan, dan Fayad sudah ditemukan mengambang dalam keadaan meninggal.
Kapolsek Tambak Iptu Saifudin mengatakan, korban Fayad lebih dulu ditemukan, kemudian korban Asy’ari. Nelayan setempat menemukan Asy’ari tersangkut di dalam batu karang yang berjarak 15 meter dari lokasi kejadian.
“Korban Asy’ari ditemukan warga nelayan sekitar. Dengan dilakukan masker atau menyelam ke dasar laut,” ungkapnya, Sabtu (13/8).
Dijelaskan, jasad korban Fayad langsung dibawa ke rumah duka dan dimakamkan jumat malam. Sedangkan korban Asy’ari juga dibawa ke rumah duka dan dimakamkan.
“Sejak kemarin, Jumat (12/8/2022) warga sekitar beserta Kepafa Desa Tamyis, mencari dan menyisir korban Asy’ari. Hingga akhirnya ditemukan meninggal,” ujarnya.
Kapolsek pun menghimbau kepada nelayan di Bawean, khusunya warga Kecamatan Tambak untuk melihat status kondisi cuaca sebelum melaut atau mencari ikan di Laut.
Kepala Desa Kepuh Teluk Tamyis menambahkan, saat kejadian air laut sedang surut. Dan kedua korban bersama rekannya sedang menjaring ikan ke tengah laut. Saat itu air laut hanya ukuran perut seseorang.
“Mungkin tidak tau kalau ada arus dan daerah yang rawan arus, akhirnya tenggelam,” terangnya.
Guna mengantisipasi insiden serupa, pihaknya akan melakukan himbauan kepada warga dan memasang pertanda di kawasan rawan arus laut Desa Kepuh Teluk.