Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Jepang Rencanakan Pembangunan 10 Fasilitas Penyimpanan Amunisi Besar: Bagaimana Reaksi Penduduk?

Jepang Rencanakan Pembangunan 10 Fasilitas Penyimpanan Amunisi Besar: Bagaimana Reaksi Penduduk?



Berita Baru, Internasional – Pada tahun 2023, Kementerian Pertahanan Jepang berencana meluncurkan pembangunan 10 fasilitas penyimpanan amunisi besar di pangkalan unit darat dan laut Pasukan Bela Diri, termasuk di prefektur Oita dan Aomori, lapor media Jepang, mengutip sumber-sumber pemerintah.

Saat ini terdapat 1.400 fasilitas penyimpanan amunisi di Jepang, sebagian besar terkonsentrasi di Hokkaido. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 130 unit pada tahun 2035. Beberapa di antaranya akan dirancang untuk menyimpan peluru kendali canggih Tipe-12 buatan Jepang, yang memiliki jangkauan lebih dari 1.000 km, dan rudal jelajah Tomahawk AS dengan jangkauan 1.600 km, yang dengannya pemerintah berencana untuk melengkapi Pasukan Bela Diri dalam waktu dekat.

Bagaimana reaksi penduduk prefektur di mana fasilitas penyimpanan akan dibangun terhadap rencana ini? Sputnik News mengajukan pertanyaan ini kepada Oleg Kazakov, peneliti senior di Pusat Studi Jepang Institut China dan Asia Kontemporer dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia:

“Tentu saja, fasilitas penyimpanan senjata semacam itu adalah objek yang dapat meledak bahkan di masa damai. Tetapi selama konflik militer, seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman konflik Rusia-Ukraina, fasilitas semacam itu menjadi target pertama peluru kendali berteknologi tinggi.”

Menurut ahli, depot amunisi adalah target serangan pertama dan terpenting untuk menghilangkan kesempatan tentara musuh untuk mengisi kembali cadangannya. Dan tentunya hal ini menimbulkan resiko tertentu bagi warga masyarakat sekitar. Orang akan merasakan ketakutan, kecemasan dan ancaman terhadap diri mereka sendiri.

“Namun, di satu sisi, pemerintah Jepang telah belajar bagaimana membangun hubungan dengan pemerintah daerah dan masyarakat, berusaha meminimalkan risiko dan memilih lokasi yang paling tidak membahayakan penduduk. Pengalaman Okinawa khususnya telah menunjukkan hal ini. Kedua, dalam hal sentimen publik, ada pemahaman yang lambat namun berkembang tentang perlunya memperkuat kemampuan pertahanan negara, dan publik mulai melihat tindakan pemerintah ke arah ini sebagai tindakan pengamanan yang dipaksakan,” catat pakar tersebut.

Jumlah depot amunisi yang tidak proporsional di Hokkaido merupakan gema dari Perang Dunia II dan kemudian Perang Dingin, ketika Jepang sangat mengkhawatirkan serangan Soviet. Sekarang, otoritas Jepang yakin risiko geopolitik muncul dari arah lain. Menurut perkiraan Jepang dan AS, China sekarang memiliki 1.250 rudal jarak menengah yang dirancang untuk mencegah Armada Pasifik Ketujuh AS dan mengancam pangkalan Amerika di wilayah Jepang.